Bandung Mulai Tinggi Mobilitas, Awas Omicron BA.4 dan BA.5
- Pixabay
BANDUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengantisipasi kemunculan paparan COVID-19 varian Omicron BA.4 dan BA.5. Varian ini jadi perhatian karena mulai bermunculan dari kota - kota besar terutama pada titik berdatangannya pelaku perjalanan luar negeri. Kota Bandung saat ini memasuki Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Ahyani Raksanagara menyampaikan, virus ini berpotensi muncul juga di Kota Bandung. "Seluruh varian yang ada, sampai saat ini penularannya sama, sehingga potensi penularan sama dengan varian lain sepanjang ada mobilitas," ujar Ahyani, Selasa 14 Juni 2022.
Ahyani mengimbau, varian apapun Covid-19 yang nantinya akan muncul di Kota Bandung, masyarakat tetap harus menjaga dan disiplin prokes dalam setiap aktivitas. "Jangan lupa lengkapi vaksinasi dan tingkatkan daya tahan tubuh," lanjutnya.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani menjelaskan, berdasarkan bahan paparan Kementrian Kesehatan pada rapat koordinasi Jawa Bali, virus Covid-19 varian baru memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan BA.1 dan BA.2. "Varian Omicron baru ini tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian omicron lainnya," terangnya.
Sebelumnya, munculnya kasus COVID-19 subvarian Omicron baru, BA.4 dan BA.5 masih terus dipantau perkembangannya oleh pemerintah Indonesia. Meski dinilai kenaikan kasus positif masih terkendali, namun Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengingatkan bahwa lonjakan bisa terjadi di pertengahan Juli 2022.
"Pengamatan kami ini gelombang BA.4 dan BA.5 itu biasanya puncaknya tercapai satu bulan sesudah penemuan kasus pertama. Jadi, seharusnya di minggu kedua atau minggu ketiga Juli kita akan melihat puncak kasus dari BA.4 dan BA.5 ini," ujarnya dalam konferensi pers virtual di Youtube Sekretariat Presiden.
Menkes menuturkan bahwa berdasarkan indikator transmisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kondisi COVID-19 di Indonesia masih relatif baik dibandingkan negara lainnya. Standar WHO untuk kasus konfirmasi level 1 adalah maksimal 20 kasus per minggu per 100 ribu penduduk, sementara Indonesia masih ada di angka 1 kasus per minggu per 100 ribu penduduk.