David Hidayat, Pemuda Desa yang Berhasil Lestarikan Terumbu Karang dan Berdayakan Ekonomi Nelayan
- Dokumen Pribadi
VIVA Bandung – David Hidayat merupakan salah salah satu penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu untuk (SATU) Indonesia Awards 2022. Dia dikenal sebagai pemuda desa yang inspiratif karena mampun mempu memberikan warna baru di kampung halamannya. Salah satunya dengan cara melestarikan terumbu karang hingga memperdayakam ekonomi masyarakat yang bekerja sebagai nelayan.
Pria 35 tahun ini, memilih jalur konservasi agar laut tetap dilestarikan. Setelah menyelesaikan Sarjana Perikanan dan Kelautan dari Universitas Bung Hatta, Padang, Sumatra Barat. David mendirikan sebuah klub yang seluruh anggotanya adalah pemuda Nagari Sungai Pinang di kampung halamannya, Pesisir Selatan Sumatera Barat.
Sebagai anak dari seorang Nelayan, David melihat potensi yang bisa dilestarikan di sekitar lingkunganya. Hingga akhirnya komunitas itu resmi didirikan dan diberi nama Anak Desa Sungai Pinang (Andespin).
Alasan David membentuk Andespin karena melihat adanya kerusakan di wilayah pesisir akibat perilaku masyarakat yang tidak bertanggung jawab dan banyaknya potensi alam yang tidak dimaksimalkan.
Karena melihat banyak potensi kelautan dan perikanan yang belum dimaksimalkan itu, David menggunakan Andespin sebagai gerakan sosial yang bertujuan memberikan hal-hal positif untuk lingkungan baik generasi muda hingga masyarakat secara umum melalui berbagai kegiatan di dalamnya.
David memulai aktivitas konservasinya di Sungai Pinang dengan kegiatan penanaman dan perawatan terumbu karang. Dilaksanakannya kegiatan itu karena kekhawatirannya terhadap kerusakan terumbu karanh. Dia menggelar kegiatan tersebut bersama kelompok diving dan juga nelayan.
Transplantasi diambil dari indukan bibit terumbu karang yang sudah ada. Kemudian bersama kelompoknya, dibuatkan wadah dari beton hingga rak-rak besi. Proses pertumbuhannya pun cukup lama, David mengaku selama berkegiatan, terumbu karang yang tumbuh paling tidak sekitar 2 cm per-tahun.
Proses pemeliharaan terumbu karang ini, membuat nelayan menjadi lebih sadar dan peduli dengan pelestarian terumbu karang.
Saat ini, kawasan yang ditanami 20 ribu bibit terumbu karang itu, dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai objek wisata hingga penelitian. Itu semua berkat kreasi David bersama teman-temannya.
Tak hanya itu, David juga melakukan penanaman bibit mangrove di pesisir pantai Sungai Pisang, Pesisir Selatan. Bersama komunitas Andespin, David terus memberikan kesadaran kepada masyarakat sekitar dengan cara keterlibatan aktif di setiap kegiatan konservasinya.
Sehingga dengan penanaman puluhan ribu bibit mangrove itu berhasil mempercantik Pantai Manjuto dan Pantai Erong, Pesisir Selatan.
Hutan mangrove yang kini rimbun itu, tak pelak menarik kunjungan wisata yang otomatis memberi dampak ekonomi bagi warga sekitar.
Akhirnya, kini juga banyak kunjungan dari ekowisata ke hutan mangrove, sehingga warga sering terlibat baik itu untuk pendamping wisata maupun penyedia penginapan bagi wisatawan.