Kereta Gantung di Gunung Rinjani NTB, WALHI Minta Jeli Rancang Amdal

Ilustrasi, pembangunan proyek kereta gantung Gunung Rinjani
Sumber :
  • Istimewa

BANDUNG – Proyek pembangunan kereta gantung di kaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB) disoal sebab dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Sebut TGB Ulama Penjilat, Masa Pendukung Ultimatum Habib Quraish

Dewan Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) untuk wilayah NTB Dwi Sudarsono menuturkan, proyek kereta gantung yang akan dibangun di bawah kaki Gunung Rinjani harus dikaji serius.

Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 meter diatas permukaan laut (mdpl).

Pemandu Wisata Lokal Protes Turis Asing Jadi Guide Ilegal di MotoGP Mandalika

Rinjani terletak pada lintang 8º25′ Lintang selatan dan 116º28′ Bujur Timur, gunung ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan dan rute pendakiannya.

Di balik keindahan itu, terbersit rencana pembangunan kereta gantung Rinjani di Desa Lantan, Kabupaten Lombok Tengah, hal itu tentu menuai pro kontra.

Suaminya Terjerat Kasus Korupsi, Zaskia Gotik Angkat Bicara Usai Dilakukan Pemeriksaan oleh KPK

Dwi Sudarsono menyarankan, Pemerintah Provinsi NTB mengkaji analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) secara mendalam, terkait pembangunan tersebut.

Mengingat Rinjani merupakan kawasan taman bumi atau Geopark yang telah ditetapkan oleh UNESCO.

"arus jeli komisi Amdal-nya, jangan sampai kebobolan. Kita tahu sama-sama awasi, ini kawasan hutan, kami minta lebih hati-hati mengkaji dampak lingkungannya dan harus lebih ketat,” ungkap Dwi, Senin, 20 Juni 2022.

Menurutnya, ada perbedaan karakter kawasan yang menjadi lokasi proyek kereta gantung dibuat. Ia menilai, lokasi proyek kereta gantung di Rinjani ini lebih sulit dan berpotensi merusak ekologi.

“Coba kita lihat kereta gantung di negara Swiss misalnya, gunung mereka kan bersalju, kemudian keras. Kita yang ada di Rinjani berbeda, ini kawasan hutan, akan agak susah nanti membongkar untuk lokasi pembuatan tower kereta,” kata dia.

Ia menjelaskan, nantinya tower tersebut akan dipasangkan ke dalam tanah di hutan yang akan berdampak pada pembongkaran dan penggunaan semen untuk pengerasa.

“Melihat Amdal ini harus jeli. Makanya investor ini nanti perlu diberikan klausul-klausul jika ada kerusakan yang ditimbulkan oleh proyek ini,” pungkasnya. (Irv)