Merasa Jadi Beban Keluarga, Santri Ponpes Benteng Gantung Diri di WC
- Pixabay / MabelAmber
Bandung – Santri Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa, Desa Benteng Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan tewas mengenaskan.
Santri tersebut berusia 15 tahun dengan inisial RY bunuh diri dengan menggunakan tali plastik di WC.
Menurut laporan, santri tersebut merupakan pelaku tindakan penghinaan dan intimidasi.
Santri tersebut pernah melakukan tindakan kekerasan terhadap korban berinisial SU dan KA, yang mengakibatkan dia dipanggil oleh pengelola pesantren.
Sebelum melakukan tindakan bunuh diri, disebutkan bahwa santri tersebut mengalami konflik dengan rekan sejawatnya.
Dikemukakan bahwa RY secara aktif terlibat dalam tindakan kekerasan terhadap seorang individu yang merupakan sahabatnya, namun untungnya, beberapa orang berhasil menghentikannya.
Ok, santri ini masih ditempatkan di kelas XI yang menunjukkan bahwa dalam waktu dekat ia akan menyelesaikan pendidikan di Pondok Pesantren tersebut.
Namun, RY yang tercatat sebagai siswa agama ini dianggap sebagai seseorang yang menghadapi banyak hambatan karena sering terlibat dalam aktivitas yang merugikan.
Hal tersebut adalah alasan mengapa remaja berusia 15 tahun tersebut sering mengalami kesulitan yang menyebabkan rasa malu bagi dirinya dan keluarganya.
Puncaknya pada hari Sabtu, 28 Oktober 2023, RY melaksanakan tindakan kekerasan terhadap dua murid lainnya, SU dan KA.
Setelah dilakukan penyelidikan, sebelum akhirnya mengakhiri hidupnya, santri tersebut sempat meninggalkan selembar kertas yang ditujukan untuk ibunya.
Mengenai isi dalam surat tersebut, sang santri yang masih muda merasa menjadi beban bagi keluarganya sehingga memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Pada tanggal 1 November 2023, Viva Bandung mengambil informasi dari akun Instagram @beritasatu dan mempublikasikan seluruh konten surat wasiat tersebut sebagai berikut.
“ Maaf, ibu, saya tidak pernah membuat ibu bahagia, saya hanya bisa membuat ibu merasa kecewa terus-menerus.
Saya akan pergi meninggalkan bumi ini demi kebahagiaan ibu di tempat ini. Aku selalu menjadi sumber masalah dan merasa bersalah karena membuat orang di rumah merasa malu.
Tidak ada orang yang bahagia dengan kehadiran saya di bumi ini kecuali ibu. Mohon untuk menyampaikan permintaan maaf saya kepada keluarga di rumah.
Aku permisi pulang Bu, aku mau pergi bersama (almarhum) bapak. Tolong doakan aku. Aku memang tidak berguna tinggal di dunia ini”, tulis si anak sebelum gantung diri.