Mengenal Gejala Sindrom Nasi Goreng, Sempat Menewaskan Seorang Mahasiswa
- Pixabay
VIVA Bandung - Beberapa hari yang lalu, media sosial (medsos) tengah dihebohkan dengan istilah sindrom nasi goreng. Hal itu menjadi perbincangan karena seorang mahasiswa tewas akibat sindrom tersebut. Melansir New York Post, Rabu, 8 November 2023, Sindrom nasi goreng merupakan masalah kesehatan yang timbul akibat seseorang mengkonsumsi nasi goreng yang sudah dimasak, kemudian di simpan di suhu ruangan cukup lama. Sehingga mengalami keracunan dan akhirnya meninggal dunia.
Masih dari lama yang sama, pria yang belum diketahui identitasnya itu berasal dari Belgia. Dokter yang menangani kasus tersebut mengatakan, korban kemungkinan meninggal akibat bakteri Bacillus cereus, yaitu bakteri beresiko yang kerap muncul di dalam makanan. Khususnya makanan yang sudah dimasak dan disimpan di suhu ruangan dalam waktu yang cukup lama. Korban meninggal pada tahun 2008, tepat di usianya yang menginjak 20 tahun.
Pada suatu hari, pria itu memasak pasta dengan meletakkannya di wadah plastik. Dirinya berniat menyimpan untuk beberapa hari kedepan, sehingga ketika ingin memakannya, dia hanya tinggal menambahkan saus dan menghangatkannya. Setelah makanan tersebut dibiarkan lima hari lamanya di suhu ruangan, lalu dipanaskan kembali, ketika dia memakannya, dia merasakan ada rasa yang berbeda. Saat itu dia merasa hal itu berasal dari saus yang ia makan.
Setelah selesai makan, dia melakukan olahraga selama 30 menit, dan dari sinilah gejala dimulai. Sesampai di rumah, pria tersebut mendadak merasakan mual, sakit perut, sakit pela, sesampainya di rumah dia muntah-muntah hingga merasakan diare hebat. Pria tersebut tidak mengkonsumsi obat apapun, hanya minum segelas air putih, dengan harapan besok pagi keadaannya membaik.
Keesokan harinya, sekitar pukul 11 pagi, orang tuanya khawatir karena pria tersebut belum bangun dari tidurnya. Namun saat mereka mengacak, betapa kagetnya melihat pria tersebut sudah meninggal dunia.
Tim medis memeriksa kalau pria atau mahasiswa itu meninggal dunia setelah 10 jam mengkonsumsi spaghetti yang dimakannya, dan hasil otopsi lima hari kemudian juga menemukan kalau pria itu mengalami nekrosis hati sentrilobular sedang, hal itu juga yang mengakibatkan hatinya mati tidak bekerja.