Viral Bayi di Tasikmalaya Tewas Karena Kelalayan Pihak Klinik, Begini Kronologi Lengkapnya
- Viva.co.id
Tidak hanya itu, Nisa pun heran dengan saran pihak klinik yang menyuruh agar bayi dibawa pulang pada keesokan harinya usai melahirkan. Padahal, pihak keluarga khawatir dengan kondisi bayi yang berat badannya di bawah rata-rata. Bahkan, pihak klinik tidak menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit.
"Saya disuruh pulang paginya. Lahiran jam 10 malam, paginya disuruh pulang. Keluarga khawatir, karena berat kurang. Kenapa tidak dirujuk ke rumah sakit? Paling gak di inkubator beberapa hari. Tapi ini disuruh pulang," ucapnya.
Nisa mengaku, saat waktu kepulangan, pihak klinik tidak memberikan berkas apapun, termasuk kwitansi pembayaran Rp1 juta.
"Kami juga tidak diberikan berkas apapun. Surat kelahiran, keterangan bayi sehat, kwitansi pembayaran tidak ada. Pulang hanya bawa si dede saja," ujarnya.
Lanjut Nisa, setibanya di rumah, kondisi sang bayi mulai drop hingga mengalami sesak nafas. Kemudian Nisa menelpon pihak klinik, namun tidak ada jawaban sama sekali. Hingga akhirnya sang bayi meninggal pun, pihak keluarga mencoba mendatangi klinik namun sudah tak beroperasi, padahal sebelum-sebelumnya selalu buka 24 jam.
"Selama di rumah, napas bayi sesak dan lemas. Kami telepon pihak klinik, tidak ada jawaban. Padahal itu penting. Kami mau tahu penanganan pertama gimana. Selasa malam, bayi tidak bergerak. Kami kesana, tutup. Padahal kan penting dan darurat. Klinik juga 24 jam," pungkasnya.