Elon Musk Diundang Hamas ke Gaza untuk Lihat Kebrutalan Israel
- istimewa
VIVA Bandung – Hamas, kelompok pejuang Palestina, telah mengundang miliarder Amerika Serikat, Elon Musk, untuk mengunjungi Gaza dan melihat kerusakan yang disebabkan oleh serangan udara Israel di wilayah Palestina. Serangan tersebut telah merenggut lebih dari 15.000 nyawa hingga saat ini.
Seruan ini disampaikan oleh seorang pejabat senior dari kelompok Palestina yang menguasai Gaza setelah Musk mengunjungi Israel pada Senin, 27 November 2023.
“Kami mengundangnya mengunjungi Gaza untuk melihat sejauh mana pembantaian dan kehancuran yang dilakukan terhadap rakyat Gaza, sesuai dengan standar objektivitas dan kredibilitas,” kata Osama Hamdan dari Hamas dalam konferensi pers di Beirut.
Pernyataan Hamdan ini muncul satu hari setelah gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas diperpanjang selama 48 jam. Gencatan senjata ini merupakan yang pertama sejak 7 Oktober 2023.
“Dalam waktu 50 hari, Israel menjatuhkan lebih dari 40.000 ton bahan peledak ke rumah warga Gaza yang tidak berdaya,” ucap Hamdan, dikutip dari The New Arab, Kamis, 30 November 2023.
“Saya meminta Presiden AS (Joe) Biden untuk meninjau kembali hubungan AS dengan Israel dan berhenti memasok senjata kepada mereka.”
Sebagai informasi, pada hari Senin, Musk mengunjungi lokasi serangan yang dilancarkan oleh Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober sebelumnya. Serangan tersebut menyebabkan sekitar 1.200 warga Israel tewas dan 200 orang menjadi sandera.
Kunjungan Musk ini juga menimbulkan kemarahan karena pernyataannya bahwa masyarakat di Gaza perlu diubah pikirannya setelah terpapar propaganda sejak kecil.
"Mereka akan berpikir bahwa pembunuhan terhadap orang-orang tak bersalah adalah hal yang baik. Begitulah besarnya propaganda yang dapat mempengaruhi pikiran orang-orang,” kata Musk tentang warga Palestina yang tinggal di wilayah tersebut.
Berbicara mengenai penghancuran Gaza oleh Israel, Hamdan meminta masyarakat internasional untuk segera mengirimkan tim khusus pertahanan sipil guna membantu evakuasi ribuan jenazah yang masih terperangkap di bawah reruntuha.