Soal Isu Polri Tidak Netral, Jaringan Aktivis Nusantara: Itu Fitnah dan Ujaran Kebencian
- Istimewa
VIVA Bandung – Koordinator Jaringan Aktivis Nusantara (JAN) Romadhon Jasn menyebut isu terkait ketidaknetralan Polri dalam pemilu 2024 adalah fitnah dan termasuk ujaran kebencian.
Karena itu, ia meminta Polri memanggil dan memeriksa oknum yang telah menyebar isu tidak benar tersebut.
“Itu fitnah dan ujaran kebencian terhadap polisi, sehingga orangnya wajib dipanggil dan diminta keterangan karena telah masuk materi adu domba dan bisa merusak keutuhan bangsa di momen politik," katanya di Jakarta, Selasa (13/2/2024).
Romadhon mempertanyakan tujuan pihak-pihak yang sengaja memunculkan narasi-narasi negatif soal dugaan Polri tak netral. Dia menilai Polri dan jajaran telah melakukan upaya untuk menjaga netralitas.
“Kita perlu tahu, apa maksud, tujuan dan motif kelompok tertentu memunculkan narasi-narasi tersebut? Apakah untuk mendegradasi kepercayaan masyarakat pada Polri? Kalau menurut pengamatan kami Polri sudah bekerja cukup baik. Polri melihat dan menunjukkan kerja profesionalnya dan sangat netral," tuturnya.
Romadhon menilai semangat Polri berbenah harus didukung. Sebab itu, ia merasa ada upaya-upaya memojokkan dengan narasi negatif soal netralitas.
“Polri sekarang lagi baik-baiknya, dalam survei tingkat pada kepercayaan polri tinggi. Polri telah melakukan pembenahan pembaharuan, serta modernisasi sehingga bekerja profesional dan lebih terpercaya," ujar Romadhon.
Dia meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi narasi-narasi yang menyudutkan Polri terkait ketidaknetralan pada pemilu 2024.
“Kami menduga ada yang seakan-akan ingin merusak citra Polri," pungkasnya.