Kampung Lali Gadget, Cara Inspiratif Achmad Irfandi Berantas Candu Gawai Pada Anak
Adapun fokus dari dari program KLG adalah mengenalkan permainan tradisional hingga budaya setempat yang ternyata cukup efektif untuk mengalihkan perhatian anak-anak terhadap gawai. Tidak sendiri, dalam meralisasikan programnya Irfandi merekrut pemuda-pemudi setempat yang memiliki persepsi untuk memajukan Pendidikan di Indonesia. Muda-mudi tersebut nantinya ditugaskan sebagai perencana, fasilitator edukasi, hingga pendamping.
Program yang dimiliki oleh KLG juga cukup unik, mereka akan mengenalkan edukasi budaya, kearifan lokal, olahraga, edukasi satwa, hingga berbagai macam permainan tradisional. Tidak hanya mengurangi candu gawai, ternyata program ini juga dapat mengedukasi anak-anak tentang budaya dan kearifan lokal Nusantara. Irfandi berharap, program KLG terus berkembang dan bisa dijadikan sebagai desa wisata bagi orang tua yang ingin menyembuhkan anak-anak dari candu gadget.
Lebih jauh Irfandi menjelaskan, gadget atau gawai di masa kini memang salah satu kebutuhan manusia yang sangat krusial. Meski begitu, pria alumni Universitas Negeri Surabaya tersebut meyakini bahwa anak-anak belum saatnya berinteraksi dengan dunia gawai yang sangat bebas.
“Kita tidak bisa menghilangkan gadget iya, karena gadget itu merupakan salah satu kebutuhan manusia. Tapi kita bisa menghindarkan anak-anak yang belum cukup usia untuk memegang gadget,” kata Achmad Irfandi.
Kini, KLG sudah melebarkan sayapnya ke berbagai desa di Sidoarjo. Bahkan tercatat tiap bulannya ada ribuan anak yang datang ke KLG untuk belajar menjauhkan diri dari gadget. Berkolaborasi dengan berbagai komunitas dan perguruan tinggi, terbukti kini gagasan Achmad Irfandi sukses membawa dampak positif untuk tumbuh kembang anak-anak di Sidoarjo.