Penggunaan Diksi 'Rakyat Jelata' Tuai Kontroversi. Juru Bicara Kepresidenan Minta Maaf
- Tangkap Layar Instagram @pco.ri
Secara lingustik, kata "jelata" bermakna golongan masyarakat non-elite, tidak termasuk dalam kategori bangsawan atau kelompok berkekuatan ekonomi tinggi. Namun, dalam konteks kontemporer, istilah tersebut kerap ditafsirkan secara negatif.
Masyarakat modern cenderung membaca istilah "rakyat jelata" dengan konotasi yang berbeda dari makna aslinya.
Hal ini mencerminkan sensitivitas sosial yang tinggi terhadap penggunaan bahasa yang dapat dipersepsikan diskriminatif.
Institusi kepresidenan dinilai perlu memperhatikan secara ekstra penggunaan bahasa dalam komunikasi publik.
Setiap pernyataan memiliki potensi interprestasi yang kompleks di era digital yang informasinya menyebar dengan sangat cepat.
Adita Irawati menyatakan komitmen untuk lebih berhati-hati dalam berkomunikasi, khususnya ketika menyampaikan kebijakan strategis dan program prioritas pemerintahan.
Permintaan maaf resmi tersebut menandakan kesadaran institusional akan pentingnya pemilihan kata yang tepat dan sensitif terhadap berbagai lapisan masyarakat.