Profil Hasto Kristiyanto, Sekjen PDIP yang Kini Diperiksa KPK

Hasto Kristiyanto
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDIP, memiliki perjalanan karier yang panjang dan berwarna dalam dunia politik Indonesia.

Siapa Sosok Hasto Kristiyanto yang Kini Jadi Tersangka KPK

Lahir di Yogyakarta pada 7 Juli 1966, Hasto memulai karier politiknya pada 1999 dengan bergabung bersama PDIP sebagai notulis. Dari posisi awal ini, ia terus berkembang dan menduduki berbagai jabatan strategis di dalam partai.

Hasto menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Teknik Kimia UGM pada 1991, lalu melanjutkan pendidikan S2 di STIE Prasetya Mulya Business School di Jakarta pada 2000. Sebagai seorang politisi yang aktif, Hasto juga menambah wawasan dengan meraih gelar S3 di bidang Ilmu Pertahanan dari Universitas Pertahanan pada 2022.

Biaya Haji 2025 Turun, Berapa Besarannya?

Perjalanan politik Hasto semakin menonjol ketika ia terpilih sebagai anggota DPR RI pada 2004. Ia mewakili daerah pemilihan di Jawa Timur, yang mencakup Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek.

Di DPR, Hasto dikenal aktif dalam pembahasan berbagai undang-undang, termasuk dalam bidang ekonomi dan sektor usaha kecil menengah (UMKM). Ia juga terlibat dalam beberapa hak angket, seperti tolak impor beras dan kenaikan harga BBM pada 2007.

Dwi Ayu Korban Kekerasan Anak Bos Toko Roti Ungkap Pengakuan Mengejutkan di DPR

 

Hasto Kristiyanto

Photo :
  • Pinterest

 

Pada 2014, Hasto diangkat menjadi Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDIP setelah Tjahjo Kumolo menjadi Menteri Dalam Negeri. Ia kemudian resmi menjabat sebagai Sekjen PDIP pada 2015.

Hasto juga memegang peran penting dalam memenangkan Joko Widodo pada Pilpres 2014 dan 2019, di mana ia menjadi bagian integral dari tim kampanye.

Namun, meskipun perjalanan politiknya cukup cemerlang, Hasto kini tengah berada dalam sorotan.

Pada Desember 2024, KPK menetapkan Hasto sebagai tersangka dalam kasus suap terkait pergantian antarwaktu (PAW) DPR. Hasto diduga terlibat dalam upaya perusakan barang bukti dan pengaturan pelarian Harun Masiku, yang menjadi bagian dari skandal ini.****