Adenomiosis Jadi Musuh di Balik Kegagalan Kehamilan Berulang, Begini Penjelasannya

Ilustrasi wanita konsultasi ke dokter kandungan
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Para calon ibu yang mengalami kegagalan kehamilan berulang perlu waspada. Adenomiosis bisa menjadi penyebab tersembunyi yang sering terabaikan.

Tak Semua PCOS Berakhir dengan Program Bayi Tabung, Ini Faktanya!

Ini diungkapkan oleh Spesialis fertilitas dan endokrinologi reproduksi yang berpraktik di RSIA Limijati Bandung, Prof. Dr. dr. Tono Djuwantono, Sp.OG(K).

"Adenomiosis itu musuh terberat saya untuk orang-orang yang ingin punya anak. Musuh terberat dan sering keguguran berulang dan paling sulit hamil," ungkap Prof. Tono dalam Channel Youtube Nikita Willy Official.

Stretch Mark Bikin Galau? Dokter Ungkap Cara Mencegah dan Mengatasinya

Adenomiosis sendiri adalah kondisi di mana jaringan endometrium tumbuh ke dalam dinding rahim. Kondisi ini bisa menyebabkan nyeri haid yang hebat dan perdarahan mensturasi yang banyak.

Yang mengkhawatirkan, bahkan adenomiosis dengan ukuran kecil pun dapat menurunkan angka kehamilan hingga 40% dibandingkan wanita tanpa adenomiosis.

Ibu Hamil Wajib Tahu! Anemia Bisa Ancam Nyawa Janin, Begini Cara Mencegahnya

Menurut Prof. Tono, banyak kasus adenomiosis yang tidak terdeteksi atau salah diagnosis. "Kebanyakan disangkanya miom. Kalau miom enggak apa-apa," jelasnya.

Untuk membantu deteksi dini, Prof. Tono menyarankan sistem scoring sederhana yang bisa dilakukan sendiri.

Beberapa indikator meliputi nyeri haid berulang, nyeri saat berhubungan, perdarahan haid yang banyak, dan riwayat keguguran. Jika memenuhi 5-7 poin dari indikator tersebut, kemungkinan besar mengalami adenomiosis.

"Di YouTube saya ada deteksi adenomiosis untuk pasien. Jadi ada scoring-nya. Pasien bisa mendiagnosis sendiri," tambahnya.

Meski demikian, adenomiosis bukan berarti akhir dari harapan memiliki anak.

Dengan penanganan yang tepat dan komprehensif, banyak pasien yang berhasil hamil dan memiliki anak. Kuncinya adalah deteksi dini dan penanganan yang sesuai.*****