Isu Liar di Kasus Pengeroyokan Ade Armando, Rocky Gerung: Itu Konyol
- Istimewa
Bandung – Penyerangan terhadap Ade Armando terus dikaitkan-kaitkan dengan Relawan Anies Baswedan.
Hal itu karena bonyoknya Ade Armando yang dituding kuat dilakukan kelompok pendukung calon presiden potensial di Pemilu 2024.
Dugaan itu muncul usai Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie membahas beredarnya tangkapan layar percakapan grup WhatsApp penuh provokasi, yang diduga milik Relawan Anies Baswedan.
Tak hanya itu, isu liar pun mucul, dengan tudingan bahwa relawan tersebut terdiri dari gabungan mantan anggota Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Namu berbeda dengan Pengamat politik Rocky Gerung, ia menyebut tudingan tersebut sebagai sikap konyol yang tidak perlu. Terutama saat Indonesia memiliki masalah vital seperti hutang yang seharusnya jadi prioritas.
“Entah dari mana muncul ide bahwa Indonesia akan jatuh jadi negara khilafah kalau Jokowi tidak jadi presiden. Yang jelas Indonesia sudah jatuh pada jebakan hutang hari ini, jatuh pada kesulitan ekonomi,” ujarnya, dikutip Bandung.co.id dari YouTube Rocky Gerung Official.
Menurut Rocky, fenomena itu muncul disebabkan oleh penguasa yang tidak memahami bahwa bangsa Indonesia didesain untuk hidup majemuk.
Dia menyebut organisasi seperti FPI dan HTI mewakili kemajemukan. Langkah pemerintah memberangus keduanya adalah bukti keawaman itu.
Bagi Rocky, FPI dan HTI yang di-framing jadi sumber kecemasan, hanya semakin menunjukkan tujuan buzzer pemerintah untuk menakuti publik dengan islamophobia.
“Kalau HTI FPI itu masih eksis, ada gerakannya, kelihatan bentuknya, ya bolehlah. Ini sudah gak ada, oleh kekuasaan udah dibasmi, lantas apa yang ditakuti?,” ujarnya lagi.
Dia melanjutkan, kekacauan ini justru datang dari kecemasan rezim sendiri. Di antara keretakan bangsa yang makin besar, kekonyolan dari dalam Istana negara malah makin menjadi.
Rocky Gerung mengklaim hal ini diakibatkan Presiden Jokowi yang terjebak zona nyaman atas asuhan para pebisnis dan oligarki.
Terlebih orang-orang di belakang Jokowi yang juga tidak memahami keadaan bangsa, namun ngeyel memulai kampanye-kampanye baru baginya.
Hal itu disebut Rocky gerung sebagai hal yang percuma, karena bagaimanapun ketentuan konstitusi tidak mengizinkan Jokowi kembali menjabat.
“2024 udah gabisa, ngapain kampanye seolah minta dukungan ASN. Mereka sedang nyogok sementara mahasiswa akan gelar kongres rakyat tanggal 18-21 April. Itu yang harus kita sambut!” ucapnya. (fer)