Hamas Siap Buat Garis Pertahanan, Usai Israel Serang Masjid Al Aqsa
- tangkap layar instagram @kasihpalestina
Bandung – Suasana mencekam terjadi di Yerusalem kian usai tentara pasukan Zionis Israel melakukan serangan terhadap warga Palestina di kompleks Masjid Al Aqsa pada Jumat, 15 April 2022.
Dalam insiden tersebut, setidaknya ada 158 warga Palestina yang dilaporkan terluka.
Sebagian besar warga Palestina mengalami luka akibat peluru karet, granat kejut, dan pemukulan dengan tongkat besi.
Hampir satu tahun setelah konfrontasi antara Palestina dan pasukan Zionis Israel di Yerusalem yang menyebabkan perang di Jalur Gaza telah meningkatkan ketegangan selama bulan suci Ramadhan ini.
Bahkan insiden yang melukai puluhan orang itu menimbulkan kekhawatiran bahwa peristiwa tahun 2021 tersebut dapat terulang.
Kompleks Al Aqsa terletak di sebuah dataran tinggi di Yerusalem Timur.
Bagi umat Islam, kompleks tersebut adalah tempat suci yang sarat akan sejarah bagi umat Islam, Masjid Al Aqsa diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW naik ke langit menerima perintah Sholat.
Kompleks ini juga tempat orang-orang Yahudi percaya bahwa kuil-kuil Yahudi dalam Alkitab pernah berdiri dan dikenal oleh mereka sebagai Temple Mount atau Bukit Bait Suci.
Situs yang diperebutkan telah menjadi titik fokus pendudukan Israel selama beberapa dekade di Tepi Barat.
“Yerusalem mungkin adalah masalah nomor satu yang berpotensi memicu kekerasan skala luas,” kata Khalil Shikaki, direktur Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina dikutip Bandung.viva.co.id dari Al Jazeera.
"Kami telah melihat itu di masa lalu," katanya.
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh menggambarkan serangan polisi Israel di Masjid Al-Aqsa sebagai serangan brutal terhadap jamaah selama bulan suci dan itu adalah pertanda berbahaya.
Pada rapat umum di Gaza, juru bicara Hamas, yang menguasai daerah itu, mengatakan bahwa tindakan Zionis Israel di tempat suci tidak akan dibiarkan begitu saja.
“Kami akan kembali membuat garis pertahanan di Yerusalem dan kami akan meluncurkan era baru, senjata dibalas senjata, dan kekerasan akan dihadapi dengan kekerasan, dan kami akan mempertahankan Yerusalem dengan sekuat tenaga,” kata juru bicara Fawzi Barhoum.
Semenmtara Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan pihak berwenang sedang bekerja untuk memulihkan ketenangan di Yerusalem dan di seluruh Israel, tetapi pasukan keamanan siap jika situasinya memburuk.
"Kami sedang mempersiapkan skenario apa pun dan pasukan keamanan siap untuk tugas apa pun," katanya. (fer)