Mengapa Banyak Pengguna Media Sosial Menjadi Sasaran Peretas?
VIVABandung – Pernahkah Anda membayangkan betapa mudahnya akun media sosial Anda diretas oleh orang lain?
Setiap hari, ribuan akun media sosial menjadi korban peretasan. Para peretas memiliki berbagai cara untuk mengambil alih akun korban mereka.
Kerentanan akun media sosial sering kali berawal dari kelalaian penggunanya sendiri. Banyak orang masih menggunakan kata sandi yang mudah ditebak.
Beberapa bahkan menggunakan kata sandi yang sama untuk semua akun mereka. Ini tentu sangat berbahaya.
Ditambah lagi, banyak pengguna yang tidak mengaktifkan verifikasi dua langkah. Fitur keamanan tambahan ini sebenarnya sangat penting. Namun sayangnya masih banyak yang mengabaikannya karena dianggap merepotkan.
Media sosial menyimpan banyak data pribadi penggunanya. Mulai dari nama lengkap, tanggal lahir, hingga lokasi.
Data-data ini sangat berharga bagi para peretas. Mereka bisa menggunakannya untuk berbagai tindak kejahatan siber.
Saat ini, teknik peretasan semakin canggih. Para peretas tidak lagi mengandalkan cara-cara sederhana.
Mereka menggunakan berbagai perangkat lunak khusus. Bahkan beberapa di antaranya menggunakan kecerdasan buatan untuk membobol akun korban.
Ilustrasi peretasan
Salah satu metode yang sering digunakan adalah phishing. Para peretas membuat situs palsu yang mirip dengan halaman login media sosial asli.
Mereka kemudian mengirim tautan situs palsu ini melalui email atau pesan. Korban yang tidak teliti akan memasukkan data login mereka di situs palsu tersebut.
Teknik lain yang populer adalah keylogging. Peretas memasang program khusus di perangkat korban. Program ini akan merekam setiap tombol yang ditekan.
Termasuk saat korban mengetik nama pengguna dan kata sandi. Data ini kemudian dikirim ke peretas.
Peretas juga sering memanfaatkan jaringan WiFi publik. Mereka bisa mencuri data pengguna yang terhubung ke jaringan tidak aman.
Terutama saat korban mengakses media sosial tanpa enkripsi. Ini sering terjadi di kafe, mal, atau tempat umum lainnya.
Dampak peretasan media sosial sangat serius. Peretas bisa menggunakan akun korban untuk menipu orang lain.
Mereka bisa meminta uang ke teman-teman korban. Bahkan bisa mencuri identitas korban untuk kejahatan lain.
Data pribadi yang dicuri juga bisa dijual. Ada pasar gelap khusus untuk jual-beli data curian. Data ini bisa digunakan untuk membuat kartu kredit palsu. Atau mengajukan pinjaman atas nama korban.
Untungnya, ada beberapa cara untuk melindungi akun media sosial.
Pertama, gunakan kata sandi yang kuat. Kombinasikan huruf, angka, dan simbol. Jangan gunakan informasi pribadi sebagai kata sandi.
Kedua, aktifkan verifikasi dua langkah. Fitur ini memberikan lapisan keamanan tambahan. Peretas akan kesulitan masuk meski tahu kata sandi Anda. Mereka masih membutuhkan kode verifikasi dari ponsel Anda.
Ketiga, berhati-hati dengan tautan mencurigakan. Jangan klik sembarang link. Periksa alamat situs dengan teliti. Pastikan Anda mengakses situs resmi, bukan situs palsu.
Keempat, hindari mengakses media sosial di komputer umum. Jika terpaksa, jangan lupa logout setelah selesai. Hapus juga riwayat browser dan cookie. Ini mencegah orang lain mengakses akun Anda.
Terakhir, perbarui aplikasi media sosial secara rutin. Pembaruan biasanya berisi perbaikan keamanan. Ini menutup celah yang mungkin dimanfaatkan peretas.*