Prancis Jadi Negara Pemeluk Islam Terbesar di Eropa, Jumlahnya Segini

Ilustrasi umat muslim di Prancis
Sumber :
  • http://aplus.com

BANDUNG – Jumlah penganut agama Islam di Prancis memang sangat menarik untuk diperbincangkan. Karena, Timnas Prancis sendiri saat ini tengah menjadi pusat perhatian usai berhasil melaju ke babak final Piala Dunia 2022 di Qatar. Di partai final ini, skuad Les Blues akan berhadapan dengan Argentina.

Profil Chandrika Chika, Selebgram Cantik yang Terjerat Kasus Narkoba

Seperti yang sudah diketahui, sejumlah negara di Benua Biru tersebut nyatanya mempunyai populasi Muslim yang cukup besar, salah satunya adalah Prancis. Prancis adalah rumah terbesar di Eropa untuk umat muslim dari berbagai kalangan, mulai dari muslim lokal maupun pendatang atau migran. 

Meski sejak dulu muslim memang sudah ada di Prancis, baik Prancis daratan maupun wilayah kependudukan di luar Eropa, migrasi massal umat Islam ke Prancis pada abad 20 dan 21 sudah membuat negara ini menjadi salah satu negara dengan komunitas umat muslim terbanyak di Eropa. 

Bukan Penistaan Agama, Ini Alasan TikToker Galih Loss Buat Konten Soal Taawudz

Melansir data yang berasal dari Worldometers.info, populasi Prancis saat ini mencapai 65.6 juta jiwa sampai Selasa, 13 Desember 2022, menurut elaborasi Worldometer dari data terbaru PBB. Prancis berhasil menduduki urutan ke 22 dalam daftar negara. 

Sedangkan data yang berasal dari Worldpopulationreview.com, pada tahun 2022 ini Prancis berhasil menduduki jumlah pemeluk agama Islam terbanyak di Benua Biru dengan total sebanyak 5,7 juta jiwa atau sekitar 8,8 persen dari total penduduk. 

Motif TikToker Galih Loss Buat Konten Penistaan Agama Terkuak, Begini Kata Polisi

Mayoritas penduduk Prancis memeluk agama Kristen dengan total sebanyak 44,6 juta jiwa atau sekitar 64,5 persen, menurut Britanica. Sementara itu, sekitar 17 juta jiwa memilih tidak menganut agama apapun alias ateis atau sekira 25,5 persen dari total penduduk. 

Penganut agama Islam di negara tersebut meningkat tajam sejak abad ke 20 dan 21 lantaran beberapa faktor. Salah satunya adalah penduduk mualaf yang semakin tinggi dan banyaknya migran muslim yang menuju negara tersebut.(dra)