Sejarah Bubur Suro 10 Muharram, Penetrasi Budaya Islam di Indonesia
Bandung - Sebagian umat Islam di Tanah Air memiliki tradisi unik di setiap tanggal 10 Muharram, yaitu membuat bubur suro.
Biasanya, di malam hari pada tanggal 10 Muharram, bubur Suro tersebut akan dikirim ke masjid-masjid untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk sedekah.
Lalu, bagaimana sih sejarah bubur suro 10 Muharram?
Dikutip VIVA Bandung dari laman NU Online, Selasa 16 Juli 2024, bubur suro diambil dari kata Asyuro, yaitu bubur yang komposisinya dari berbagai macam biji-bijian, mulai dari beras putih, beras merah, kacang hijau dan beberapa lagi jenis biji-bijian yang kemudian diolah menjadi bubur untuk dibagikan kepada anak yatim, masyarakat miskin, atau warga sekitar yang tengah melakukan puasa.
Tradisi ini merupakan penetrasi budaya dalam syariat islam.
Jika biasanya umat Muslim pada setiap tanggal 10 Muharram menaikan semangat untuk bersedekah, berbuat baik atau menyantuni anak yatim, maka membuat bubur merupakan penetrasi dari hal itu.