Bersiap Hadapi El Nino, BMKG: Masyarakat Sebaiknya Menghemat Air
- Pixabay
Viva Bandung – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk bijak dalam pemakaian air. Masyarakat sebaiknya lebih menghemat penggunaan air demi mengantisipasi dampak fenomena El Nino yang diperkirakan mulai terjadi Juli hingga akhir tahun 2023.
Aryo Prasetyo, Prakirawan BMKG Wilayah I Medan, mengatakan bahwa untuk menghadapi fenomena El Nino, masyarakat harus menyiapkan persediaan air yang cukup, misalnya dengan maksimalkan waduk, embung, atau yang lainnya.
Fenomena El Nino yang terjadi diperkirakan akan berdampak pada kekeringan panjang di wilayah Indonesia. Kondisi membuat masyarakat harus menghemat penggunaan air dan memaksimalkan cadangan air.
"Kalau untuk wilayah Sumatera Utara mungkin tidak terlalu berdampak, hanya wilayah Sumatera Utara bagian Selatan dan Timur saja. Kekeringan tidak serta merta terjadi, tetapi bertahap dan terus hingga akhir tahun," katanya, Sabtu, 10 Juni 2023. Ia menjelaskan fenomena El Nino dipengaruhi oleh suhu muka air laut di Samudra Pasifik, dan Indian Ocean Dipole yang dipengaruhi suhu di Samudra Hindia, di mana keduanya terjadi bersamaan pada musim kemarau tahun ini. Diprakirakan pada semester 2 ini dapat berdampak pada semakin berkurangnya curah hujan di sebagian wilayah Indonesia selama periode musim kemarau ini.
Bahkan, sebagian wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori di bawah normal, atau lebih kering dari kondisi normalnya.
Melihat dari fenomena kekeringan pada 2019 lalu, BMKG menyebutkan saat itu disebabkan oleh fenomena IOD yang menguat ke arah positif. Namun, musim kemarau tahun ini terjadi dua fenomena El Nino dan IOD yang harus diantisipasi karena saling menguatkan.
Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara membentuk satuan tugas (satgas) kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta kekeringan guna mengantisipasi perubahan iklim, dampak El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD).