Cerita Anggota DPR yang Dulunya Buruh Pabrik dan Kernet Angkot
- Istimewa
Mendengar itu Endo pun kembali merangkul Dedi sambal menangis. Ia tak kuasa menahan haru karena sudah dibantu. Di sela-sela obrolan keduanya pun mengenang masa saat bekerja di pabrik. Saat itu Dedi berstatus pegawai kontrak, sementara Endo pegawai tetap dan menjadi atasannya.
"Dulu saya kan kontrak gak diperpanjang, kalau Pak Endo mah kan pegawai tetap. Dulu saya (kerja) masih kuliah. Kalau Pak Endo masuk ke ruangan, saya dimarahin," ujar Dedi.
Dari obrolan tersebut terungkap pula gaji yang diterima Dedi saat bekerja sebagai buruh pabrik sebesar Rp200 ribu per bulan. Sementara Pak Endo yang pegawai tetap mendapatkan gaji Rp480 ribu.
Teringat masa lalu yang kerap memarahi Dedi, Endo pun meminta maaf. Terlebih saat ini Endo bersyukur bisa bertemu dan dijenguk oleh Dedi. "Nah sekarang Pak Endo harus nebus, syaratnya Pak Endo harus mau dirawat. Ke biaya hirup mah ti dieu (Nanti biaya hidup dari saya)," ujar Dedi yang lagi-lagi dipeluk Endo sambil menangis.
Dedi mengingatkan bahwa Endo akan dijemput untuk dibawa berobat. "Pak endo sing sehat, tetap semangat jangan pernah menyerah, asalnya sehat harus jadi sehat lagi," katanya.