Bripka RR Ungkap Kejadian di Magelang, Lihat KM Panik dan Tegang

Kuat Ma'ruf yang ancam bunuh Brigadir J
Sumber :

Erman menyebut, perbincangan antara Brigadir J dan PC terjadi dalam kurun waktu 10 menit. Setelah Brigadir J keluar kamar, ia ditemani oleh R untuk ke bawah agar tidak terjadi lagi keributan dengan Kuat Ma’ruf. Sesampainya di bawah, RR kembali bertanya kepada Brigadir J apa yang terjadi, Namun Brigadir J hanya menjawab tidak apa-apa.

Ketika ditanya lebih detail mengenai hal tersebut, Erman menyebut Bripka RR tidak mengetahui pasti apa yang terjadi saat keduanya berbincang selama 10 menit.

"Itu yang nggak dilihat, suara pun nggak dengar, dia kan agak berjarak dia (RR) hanya menjaga bahwa tidak terjadi apa-apa, karena kan dia paling senior disitu," ujar Erman

Berdasarkan pengakuan RR, lanjut Erman, Brigadir J dan Kuat sempat bersitegang saat masih berada di Magelang. Melihat kondisi tersebut, Bripka RR berinisiatif memindahkan senjata Brigadir J ke kamar anak Ferdy Sambo.

"Bripka RR beralasan memindahkan senjata tersebut karena melihat ada konflik antara Kuat Ma'ruf dan Brigadir J saat ia hendak ke lantai 2. Oleh sebab itu sebelum turun, karena memiliki perasaan khawatir, Bripka RR memindahkan senjata Brigadir J itu. Karena bagaimanapun dirinya lah yang paling senior di antara ajudan Sambo. Kalau terjadi pertengkaran lagi, jangan sampai ada kejadian yang tak diinginkan," kata Erman.

Erman Umar mengklaim kliennya tidak menerima uang yang dijanjikan Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi, usai penembakan. Menurut dia, uang pemberian Ferdy Sambo itu diberikan tiga hari setelah kejadian penembakan.

"Dalam BAP yang saya baca, uang itu diberikan karena Bripka RR sudah menjaga PC, jadi bukan karena masalah bayaran penembakan. Tapi itu bisa saja, kalau Sambo bisa seperti itu, tapi keterangan itu berbeda-benda," tutup Erman.