Akibat Berbahaya Jika Orang Malas Olahraga

Ilustrasi Bermalas-malasan
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung –  Banyak orang mengaku malas berolahraga dengan berbagai alasan. Ada yang merasa sudah cukup sehat, ada yang merasa terlalu sibuk, bahkan ada yang menganggap olahraga tidak penting.

Padahal, menurut Binaragawan Ade Rai, dalam Channel Youtube Dunia Ade Rai, olahraga adalah kebutuhan mendasar untuk menjaga kesehatan tubuh. Sama pentingnya seperti mandi atau menyikat gigi.

"Kalau rambut kita bisa rapi, kenapa harus sisir? Kalau badan bisa wangi, kenapa harus mandi? Kalau mulut bisa bersih, kenapa harus sikat gigi? Begitu juga kalau bisa sehat, kenapa harus olahraga?" ungkap Ade Rai menjelaskan analogi umum yang sering digunakan orang malas berolahraga.

Sayangnya, pemikiran seperti ini bisa membawa dampak serius bagi kesehatan di masa depan. Terutama ketika usia mulai bertambah.

Perlu dipahami bahwa tubuh manusia membutuhkan gerakan. Baik itu gerakan fisik maupun mental yang teratur.

Ilustrasi Bermalas-malasan

Photo :
  • Pinterest

Ketika seseorang jarang bergerak, risiko berbagai penyakit akan meningkat secara signifikan. Terutama penyakit metabolik yang berbahaya.

"Kalau kita bicara tentang waktu, tidak olahraga itu oke-oke saja. Tapi masalahnya, seiring bertambahnya usia, ada masalah dengan otot dan tulang kita," jelas Ade Rai.

Penurunan massa otot mulai terjadi secara perlahan setelah usia 30 tahun. Kondisi ini dikenal dengan istilah sarcopenia.

Bersamaan dengan itu, kekuatan tulang juga akan menurun. Kondisi ini disebut osteopenia yang bisa berlanjut menjadi osteoporosis.

Kombinasi kedua masalah ini akan menyebabkan peningkatan lemak tubuh. Akibatnya, muncul kondisi yang disebut obesitas.

"Ketika kadar lemak meningkat, itu mencerminkan apa? Glukosa atau gula darah meningkat, tekanan darah meningkat, trigliserida meningkat," terang Ade Rai.

Semua kondisi ini akan memicu berbagai penyakit metabolik. Mulai dari diabetes tipe 2 hingga penyakit jantung.

Yang lebih mengkhawatirkan, banyak orang baru menyadari pentingnya olahraga setelah mengalami masalah kesehatan serius.

"Kita jadi murid reaksi, bukan murid antisipasi. Kalau sudah begitu, pengobatan jadi mahal dan sulit," tegas Ade Rai.

Meski terlihat kurus, bukan berarti seseorang terbebas dari risiko penyakit. Banyak orang dengan postur tubuh kurus ternyata memiliki kadar lemak tinggi.

Mereka juga bisa mengalami masalah gula darah dan kolesterol tinggi. Kondisi ini sering disebut sebagai "thin outside, fat inside" atau TOFI.

Solusinya adalah dengan mulai berolahraga secara teratur. Terutama latihan yang melibatkan penguatan otot atau weight training.

"Semakin bertambah usia, kebutuhan kita akan olahraga justru semakin tinggi, terutama weight training," tegas Ade Rai.

Olahraga tidak harus dalam bentuk formal di gym atau lapangan. Aktivitas sehari-hari seperti berdiri, berjalan, atau membersihkan rumah juga termasuk gerak aktif yang bermanfaat.

Yang terpenting adalah konsistensi dan kesadaran bahwa olahraga bukan sekadar metode, tapi kebutuhan mendasar untuk hidup sehat.****