Tak Bisa Hadir Langsung Saat Pemakaman, Ammar Zoni Azankan Sang Ayah Lewat Video Call
- Viva.co.id
VIVA Bandung – Ayah Ammar Zoni, Suhendri Zoni, meninggal dunia pada Sabtu (20/1/2024) pukul 20.00 WIB. Almarhum meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker hati sejak 2023 lalu.
Aditya Zoni, adik Ammar Zoni, yang turun langsung ke liang lahad untuk mengantarkan sang ayah ke tempat peristirahatan terakhirnya. Ammar Zoni yang sedang berada di penjara tidak mendapatkan izin untuk datang ke pemakaman.
Ammar Zoni hanya diizinkan terhubung lewat panggilan video dengan pihak keluarga saat pemakaman berlangsung. Di situ, ia sempat mengumandangkan azan dan iqamah untuk sang ayah.
"Itu bang Ammar minta izin untuk mengazani bapak karena nggak boleh datang. Tapi minta izin dari sana, video call aja. Terus ya tadi suara bang Ammar Azan dan Iqamat," ujar Aditya Zoni, di TPU Kalimulya, Depok, Jawa Barat, Minggu 1 Januari 2024.
"Karena bang Ammar nggak bisa hadir, yang harusnya di lubang itu kita bertiga. Tapi karena nggak bisa hadir, jadi lewat telepon aja," sambungnya.
Aditya Zoni mengungkapkan bahwa kondisi sang ayah sudah cukup membaik ketika pulang dari rumah sakit. Bahkan di pagi hari sebelum kematiannya, Aditya Zoni masih bisa pamit kepada sang ayah untuk berkampanye.
Namun, di siang harinya Aditya Zoni mendapatkan kabar bahwa kondisi sang ayah mulai kritis. Ia langsung kembali ke rumah agar bisa menemani sang ayah dan akhirnya Aditya Zoni ada di sisi sang ayah ketika sakaratul maut.
Selama ini, keberadaan Ammar Zoni juga belum pernah diungkapkan kepada Suhendri Zoni karena khawatir hal itu akan membuatnya terkejut dan kesehatannya menurun.
Namun di saat-saat akhir sebelum meninggal dunia, pihak keluarga akhirnya mengungkapkan kondisi Ammar Zoni yang sedang di penjara itu kepada Suhendri.
"Udah tahu dia, soalnya waktu papa nggak respons, kita udah kasih tahu," jelasnya.
Aditya Zoni melihat sang ayah sebagai sosok yang sangat baik dalam mendidik ketiga putranya. Suhendri Zoni disebut tak pernah mau terlihat lemah di hadapan keluarganya, sehingga ia sering menahan rasa sakitnya.
Oleh sebab itu, kanker liver yang diderita cukup terlambat didiagnosa karena sudah mencapai stadium akhir.