Kisah Islami, Harut dan Marut Memilih Digantung Hingga Kiamat Datang
- istimewa
Diriwayatkan oleh Makhul, dari Mu'adz, Maka datanglah Malaikat Jibril kepada mereka. Saat Jibril datang, Harut dan Marut menangis dan Jibril pun ikut menangis sambil berkata "Sesungguhnya cobaan apakah yang membuat kalian sampai hanyut seperti ini?" Keduanya Mengakui Kesalahannya Begitu sadar dari mabuknya, keduanya segera menyadari kesalahannya dan ingin segera kembali ke atas langit.
Saat itu juga seluruh malaikat bertasbih dan beristighfar kepada Allah. Karena mereka menyadari betapa tidak mudahnya menjadi manusia, dan betapa masih ada manusia-manusia baik yang tidak layak untuk diberi azab.
Keduanya pun diberikan pilihan oleh Allah SWT, apakah mereka ingin di azab di akhirat, atau di dunia. Harut dan Marut yang mengetahui betapa dahsyatnya azab akhirat lalu memilih azab di dunia saat itu.
Akhirnya, Harut dan Marut digantung pada sebuah goa di bawah tanah. Setiap hari mereka disiksa, adapaun wilayah disiksanya pernah diriwayatkan dalam hadist berada di wilayah Babil, Persia.
Harut dan Marut Tidak Mengajarkan Sihir Kemudian pertanyaannya, kalau mereka malaikat kenapa mengajarkan sihir? Jawabannya ada pada kelanjutan makna dari ayat berikut ini: “Mereka berdua tidaklah mengajarkan (sihir) kepada seseorang kecuali berkata: ‘ini adalah fitnah, jangan engkau kufur’.” (QS. Al Baqarah: 102) Jadi, mereka mengajarkan sihir sebagai bentuk ujian bagi manusia. Syaikh As Sa’di menjelaskan: “Demikian juga orang Yahudi biasa mempraktikan sihir yang dahulu diturunkan kepada dua malaikat yang ada di bumi, di negeri Babil, di Iraq. Mereka berdua diberi ilmu sihir sebagai bentuk ujian dari Allah bagi para hamba.” (Tafsir As Sa’di, 61)
Adapun kisah yang beredar tentang Harut dan Marut bahwa mereka adalah malaikat yang dihukum oleh Allah kemudian mereka melakukan zina, mabuk dan membunuh, ini kisah dari Israiliyat yang tidak boleh diyakini. Ibnu Katsir mengatakan: “Kesimpulannya, rincian kisah Harut dan Marut itu berasal dari Israiliyat. Karena tidak ada hadis yang sahih marfu’ muttashil sanadnya kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang tidak bicara dengan hawa nafsu.” (Tafsir Ibnu Katsir). (irv)
Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Jumat, 24 Juni 2022 - 08:17 WIB