Jangan Anggap Sepele! Gigi Bermasalah Bisa Jadi Pemicu Serangan Jantung
- U-Report
Bandung, VIVA – Perawatan kesehatan gigi sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Jika kesehatan gigi diabaikan, risiko terhadap berbagai penyakit atau masalah kesehatan lainnya dapat meningkat.
Salah satu dampak yang mungkin timbul akibat kurangnya perhatian terhadap kesehatan gigi adalah penyakit jantung.
Penyakit ini, yang seringkali menakutkan, tidak hanya dipengaruhi oleh gaya hidup atau faktor genetik, tetapi juga oleh kebersihan gigi.
Menurut Maulidya Ayudika Dandanah, seorang Dokter Spesialis Bedah Jantung, Paru, dan Pembuluh Darah di RS Siloam Lippo Village, kuman dari gigi dapat menyebar ke pembuluh darah dan menyebabkan masalah pada katup jantung.
Kuman ini dapat menyebabkan penyumbatan pada katup jantung dan berkontribusi pada penyakit jantung rematik.
"Berkaitan kebersihan gigi, kuman bisa turun ke jantung menyebabkan pintu jantung macet dan penyakit jantung rematik," katanya, Minggu, 18 Agustus 202.
Kondisi gigi yang berlubang, berkarang, atau membusuk dapat memperburuk situasi dengan memungkinkan perkembangan kuman dan meningkatkan risiko terhadap penyakit jantung.
"Ada yang gigi berlubang, busuk, atau ada karang gigi, itu ada resiko bisa menyebabkan sakit jantung, terlebih pada gangguan katupnya, atau jantung rematik. Di Indonesia ini cukup banyak kasusnya," ujarnya.
Untuk mencegah hal ini, menjaga kebersihan gigi sangat penting. Menyikat gigi dua kali sehari dan membersihkan karang gigi secara rutin adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran kuman ke pembuluh darah.
"Kebersihan gigi ini harus di jaga, sikat gigi dua kali sehari, terus rutin bersihin karang supaya kuman tidak bisa menyebar ke pembuluh darah," terang Maulidya.
Jika seseorang sudah menderita penyakit jantung dan memerlukan tindakan, ada metode bedah minimal invasif yang dapat dilakukan.
Metode ini menggunakan teknik modern dengan insisi kecil yang memberikan presisi tinggi dan trauma yang lebih sedikit pada jaringan sekitar area operasi.
Prosedur ini memiliki banyak keuntungan dibandingkan dengan bedah jantung terbuka konvensional.
"Metode ini menawarkan banyak keuntungan dibandingkan dengan bedah jantung terbuka tradisional, termasuk waktu pemulihan yang lebih cepat, risiko yang lebih rendah, bekas bedah yang lebih kecil, dan tinggal rumah sakit yang lebih singkat," jelasnya.
Prosedur ini hanya memerlukan waktu 3-5 jam saja, termasuk pembiusan, sementara untuk bedah biasanya memerlukan waktu sekitar 4-6 jam.
"Pasca operasi pemulihan 6 minggu sampai 3 bulan, setelah pemulihan pasien bebas mau olahraga apapun, yang penting gaya hidup harus tetap diatur agar tak kembali terulang," ungkapnya.