Suku Ini Punya Ritual Aneh, Remaja Harus Belajar Seks ke Wanita Dewasa
- Istimewa
BANDUNG – Seks adalah salah satu aspek kehidupan yang paling penting, sebuah fakta yang dapat ditemukan di banyak budaya di seluruh dunia. Dikutip dari historyofyesterday.com, meski setiap budaya memiliki sikap berbeda terhadap seksualitas, hal itu memang menjadi faktor penting.
Suku Mangaia di Kepulauan Cook di Samudra Pasifik Selatan memegang teguh tradisi seksual mereka dan tidak menyesal dengan praktik mereka. Mangaia adalah penduduk Kepulauan Cook tepatnya berada di selatan-tengah. Mereka merupakan wilayah terluas kedua di sana, dengan luas 51,8 kilometer persegi dan jumlah penduduk sekitar 499 jiwa pada tahun 2016.
Diyakini bahwa Kepulauan Mangaia awalnya tidak ditemukan, tetapi muncul dari dunia bawah tanah Avaiki, yang telah mendiami tanah air leluhur spiritual Polinesia. Pulau ini ditemukan oleh orang Eropa pada 29 Maret 1777, menyusul kedatangan penjelajah dan navigator Inggris Kapten James Cook.
Sebelum kedatangan penjelajah Inggris, budaya Mangaia dicirikan oleh banyak kekerasan. Karena sebagian besar pemimpin negara kerap terlibat dalam peperangan untuk menandai wilayah atau mengambil alih kekuasaan tertentu.
Tapi itu semua berubah karena pada tahun 1823, penjelajah Inggris lainnya dari London Missionary Society, John Williams, mengunjungi pulau itu. Tidak dapat mendarat pada kedatangan pertamanya, John Williams kembali pada tahun 1824 dan meninggalkan dua misionaris untuk mengubah penduduk pulau menjadi Kristen.
Sejak itu, tidak ada perang atau kekerasan politik di pulau itu. Menurut beberapa laporan, Mangaia telah berhasil mempertahankan tradisinya meskipun peradaban diperkenalkan secara bertahap, terutama di wilayah selatan Kepulauan Cook.
Salah satunya adalah budaya peralihan yang melibatkan anak laki-laki dan perempuan yang lebih tua. Dalam budaya Mangaia, anak perempuan dan laki-laki didorong untuk memiliki pasangan seksual sebanyak mungkin setidaknya sampai menikah.