Pria Ini Tak Bisa Bercinta Lantaran Alergi dengan Orgasmenya Sendiri
- Pixabay
BANDUNG – Seorang pria berusia 27 tahun dijuluki pria paling sial di dunia karena menderita penyakit langka yang menyebabkannya mengalami gejala seperti flu setiap kali dia orgasme.
Kasus pria yang tak disebutkan namanya itu baru-baru ini dilaporkan dalam jurnal medis Urology Case Reports oleh sebuah tim dokter yang berhasil merawat kondisi itu dengan antihistamin.
Para ilmuwan mendeskripsikan penyakit langka pria itu sebagai alergi, atau autoimun, terhadap spermanya sendiri, yang menyebabkan gejala mirip flu seperti demam, batuk, bersin, otot lemah, begitu juga masalah konsentrasi, ingatan, dan bahkan berbicara.
Karena gejala melemahkan ini berkaitan dengan orgasme dirinya sendiri, pria itu secara aktif menghindari bercinta dengan pacarnya untuk waktu yang lama.
Meski terdengar aneh kasus yang dijelaskan di atas, ini sama sekali tidak unik. Para ilmuwan sejauh ini mengungkap hampir 60 kasus orang yang terdampak kondisi langka dan serius ini, yang dikenal dengan Post-Orgasmic Illness Syndrome (POIS).
Faktanya, ini semakin dikenali sebagai penyebab melemahkan dari disfungsi seksual pada pria, tapi karena sangat langka dan tidak biasa, seringkali salah didiagnosis.
"Banyak layanan kesehatan tidak tahu mengenai ini, apalagi masyarakat," kata Dr. Andrew Shanholtzer, dari Oakland University William Beaumont School of Medicine, rekan penulis laporan kasus tersebut.
"Ini kemungkinan besar bahwa tidak terdiagnosis, dengan banyaknya penderita di luar sana," lanjutnya, dilansir laman Oddity Central.
Dr. Shanholtzer menjelaskan, meski penyebab pasti POIS tidak diketahui, diyakini bahwa ini dimulai setelah infeksi atau cedera pada testikel yang memicu sejumlah sperma mikroskopik bocor ke dalam aliran darah, kemudian memicu respons imun.
"Ada sel khusus yang disebut sel Sertoli yang memelihara dan mengelilingi sperma serta menjaganya terisolasi dari sel imun. Saat sel Sertoli rusak, sperma terpapar pada sistem imun untuk pertama kali dan sistem imun menyerang sperma seperti itu adalah virus atau bakteri asing," jelas peneliti itu.
Dalam kasus pria 27 tahun itu, peneliti laporan menulis bahwa gejalanya dimulai di sekitar usia 18 tahun. Selama sembilan tahun, dia sama sekali menyerah pada bercinta setelah mengalami batuk, hidung meler dan bersin, begitu juga gatal-gatal di tangannya setiap kali dia orgasme.
Pria tanpa nama itu, yang hanya disebut Tuan A, sudah menemui sejumlah dokter, dari ahli urologi hingga pakar penyakit menular, tapi tidak ada yang bisa menjelaskan apa yang terjadi padanya. Dia diresepkan antibiotik, tapi itu tidak memperbaiki kondisinya sama sekali.
Beruntung, setelah mengdiagnosis POIS pria itu, Dr. Shanholtzer dan rekannya bisa mengobati pria itu dengan beberapa obat antihistamin, salah satunya (fexofenadine) yang menyebabkan gejalanya berkurang hingga 90 persen. Jadi, masih ada harapan bagi pria-pria tak beruntung yang berbagi penderitaan yang sama.(dra)