Populer Sebagai Makanan Khas Priangan, Ini Dia Ciri Ubi Cilembu

Ubi Cilembu khas Priangan
Sumber :
  • Istimewa

BANDUNG – Ubi Cilembu adalah kultivar ubi jalar merupakan ras lokal asal Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Sumedang, Jawa Barat. Ubi jalar khas Priangan ini populer di kalangan konsumen semenjak tahun 1990-an.

Buya Yahya Ungkap Tanda-tanda Orang yang dapat Malam Lailatul Qadar

Ubi Cilembu lebih istimewa daripada umbi biasanya karena umbi ini bila dipanggang akan mengeluarkan sejenis cairan lengket gula madu yang manis rasanya.

Oleh karena itu, umbi Cilembu disebut juga dengan umbi si madu. Bila umbi pada umumnya juga manis, rasa manis umbi Cilembu ini lebih manis dan lengket dengan gula madu. Rasa manis ini membuat tenaga ekstra bagi orang yang mengkonsumsinya.

Buya Yahya Ungkap Malam Lailatul Qadar Bakal Jatuh pada Orang-orang Ini

Ubi ini tidak cocok untuk digoreng, karena kandungan gulanya yang tinggi membuat ubi ini sangat mudah “gosong”, dan juga tidak cocok untuk direbus, karena aroma dari “madu” nya akan berkurang, bahkan hilang.

Pada umumnya produk ubi Cilembu diperdagangkan dalam bentuk ubi bakar selain diolah dalam bentuk kripik, tape, dodol, keremes, selai, saus, tepung, aneka kue, mie, dan sirup. Ubi Cilembu memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena rasa yang khas, manis seperti madu dan legit, struktur dagingnya kenyal dan menarik sehingga sangat digemari oleh pelaku usaha tani dan konsumen.

Begini Ciri-ciri Orang yang Mendapat Malam Lailatul Qadar, Buya Yahya Beri Pandangan

Selain rasa yang sangat manis, warna daging ubi juga cukup menarik dimana kulit dan daging ubi berwarna krem kemerahan diwaktu mentah dan berwarna kuning bila dimasak dan bentuk ubi panjang berurat.

Bentuknya panjang dan kulitnya tak mulus karena ada urat-urat panjang yang menonjol. Ketika dipanggang, dibakar, atau dioven, dari kulitnya yang berwarna gading akan muncul lelehan-lelahan seperti madu.

Berikut adalah karakteristik khas yang membedakan ubi cilembu dengan ubi jalar dari daerah lain.

Ubi Cilembu tumbuh merambat. Bentuk daun menjari dengan pinggir daun rata. Daun muda berwarna hijau keunguan. Daun tua berwarna hijau.

Tulang daun berwarna hijau keunguan. Tangkai daun berwarna hijau dengan lingkar ungu pada bagian ujung, dengan panjang 75 - 145 mm.  Bunga berwarna putih keunguan.

Batang berwarna hijau, dengan panjang 80 - 130 cm.Kulit umbi berwarna krem kemerahan / kuning. Daging umbi mentah berwarna krem kemerahan / kuning. Daging umbi masak berwarna kuning.

Umbi berbentuk panjang dan berurat nyata. Rasa umbi manis dan bermadu, dengan tekstur tidak berair.

Rasa sangat manis jika dibakar dalam oven. Bobot bahan kering (rendemen) umbi tinggi.Umur panen 5 hingga 7 bulan.

Rata-rata menghasilkan produksi 12 hingga 17 ton per hektare, dengan potensi hingga 20 ton per hektare.

Cocok ditanam pada lahan sawah tadah hujan setelah tanam padi pada ketinggian 800 hingga 1000 meter diatas permukaan laut.

Tanaman ini tahan terhadap penyakit scab atau kudis (elsinoe batatas), peka terhadap hama lanas atau penggerek (cilas formicarius). (Irv)