Nikmati Lezat Kuliner Khas Sunda Awug

Kuliner khas Sunda kue awug atau dongkal
Sumber :
  • Istimewa

BANDUNG – Menjelajahi kuliner khas tradisional nusantara memang sangat menarik, apalagi masakan Indonesia memang patut dibanggakan.

Hits! Kue Cromboloni Ala Anak Millenial, Tapi Tak Baik Buat Kesehatan Tubuh

Pasalnya, kuliner Indonesia merupakan salah satu masakan terlezat di dunia, dengan bumbu rempah-rempah yang begitu lengkap.

Ragam masakan Indonesia pun begitu banyak dan rata-rata membuatmu tergiur meskipun hanya melihat gambarnya saja, beikut ini ulasan kuliner khas Indonesia.

Mie Instan Dikonsumsi Berlebihan, Nggak Bahaya Tah?

Awug atau Dodongkal

Awug atau dodongkal adalah kuliner kue khas Sunda asal Cimahi, Jawa Barat. Kue ini berwarna putih bercampur dengan warna coklat.

Nama Eropa Irish Bella, Buat Dirinya Sering Dikira Non Muslim

Kue ini berbahan dari campuran tepung beras, kelapa, aroma daun pandan dan gula merah yang dikukus di dalam aseupan (kukusan berbentuk lancip untuk membuat tumpeng) dengan beralaskan daun pisang. Kue ini biasanya dibuat oleh masyarakat lokal saat panen usai.

Dongkal biasanya disajikan diatas daun pisang dan ditaburi parutan kelapa diatasnya. Dongkal termasuk kedalam makanan jajanan pasar Indonesia yang mulai langka.

Makanan ini bisa ditemui di beberapa daerah di Jawa Barat seperti Sukabumi, Bogor, dan Cianjur.

Di daerah Bandung, Dodongkal dikenal dengan nama awug, dodongkal biasa disajikan bersama secangkir teh sebagai kudapan.

Ciri khas

Dodongkal memiliki adonan dasar yang sama dengan adonan kue putu, yaitu tepung beras dan gula aren.

Namun, dodongkal yang telah matang memiliki tekstur yang lebih kenyal dibandingkan kue putu. Dodongkal juga berwarna putih karena tidak diberikan campuran warna hijau dari daun suji seperti pada putu.

Dodongkal mempunyai ciri khas dalam hal pembuatannya. Jika kue putu biasanya dibuat dalam cetakan potongan bambu atau pipa, dodongkal dikukus menggunakan kukusan berbahan anyaman bambu berbentuk kerucut, dalam bahasa Sunda disebut Aseupan.

Lalu dimasukkan ke alat pengukus khas tradisional Sunda, yang disebut seeng. Umumnya, seeng berbentuk dandang, tetapi bagian tengahnya meramping sementara bagian leher dan dasarnya lebih lebar.

Dengan bentuk seperti ini, uap yang dihasilkan bisa tetap berada di dalam dandang sehingga dodongkal senantiasa hangat.

Dodongkal yang telah matang akan menghasilkan warna 'belang-belang' hasil kombinasi lapisan berulang tepung beras dan gula aren.

Dodongkal yang sudah matang kemudian dituangkan dalam bentuk seperti nasi tumpeng, lalu dipotong-potong menjadi beberapa bagian supaya mudah dinikmati.

Sebagai pelengkap, biasanya ditaburi dengan parutan kelapa sehingga rasanya jadi lebih gurih.

Kandungan gizi kue dongkal atau awug

Dodongkal mengandung energi sebesar 7 kilokalori, protein 1,3 gram, karbohidrat 15,8 gram, lemak 0,9 gram, kalsium 0,01 miligram, fosfor 0 miligram, dan zat besi 0,2 miligram.

Selain itu di dalam Dodongkal juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram dan vitamin C 0 miligram.

Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 40 gram Dodongkal, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 persen. (Irv)