Bonding Antara Anak dengan Orang Tua Bisa Hancur Akibat Kebiasaan Gawai
VIVABandung – Di era digital yang semakin berkembang, pola asuh anak membutuhkan pendekatan yang berbeda. Hal ini diungkapkan oleh Psikolog, Intan Erlita M.Psi, dalam sebuah podcast Youtube APODTIK bersama Aditya.
Menurutnya, teknologi memang membantu kehidupan, namun juga bisa melemahkan potensi anak.
Intan Erlita menjelaskan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan bisa mempengaruhi bonding antara orang tua dan anak.
Contoh sederhananya adalah ketika komunikasi di rumah lebih banyak dilakukan melalui pesan singkat, padahal masih dalam satu atap.
Untuk menciptakan bonding yang kuat, Intan Erlita menyarankan orang tua membuat momen makan malam bersama tanpa gadget.
Menurutnya, ini adalah kesempatan terbaik untuk membangun komunikasi dengan anak.
"Ini bukan tentang kuantitas, bukan seberapa sering kita jalan sama anak, bukan seberapa sering kita bertemu sama anak, tapi seberapa berkualitas kita sama anak," tegas Intan Erlita.
Intan Erlita juga menekankan pentingnya mengenali tanda-tanda stress pada anak. Perubahan perilaku seperti anak yang biasanya ceria menjadi pendiam atau lebih sering mengurung diri di kamar perlu diwaspadai.
Namun, pendekatan pada anak yang bermasalah tidak bisa dilakukan secara frontal.
Yang menarik, Intan Erlita menyoroti tantangan masa depan anak-anak 20 tahun mendatang.
"20 tahun mendatang tuh lawannya anak kita siapa sih? Bukan manusia lagi, bisa jadi robot," ujar Intan Erlita.
Karena itu, anak-anak perlu dibekali tidak hanya kecerdasan, tapi juga empati dan nilai - nilai kemanusiaan.
Untuk mengatasi masalah perilaku anak, Intan menyarankan orang tua tidak langsung menolak jika ada laporan dari guru tentang masalah anaknya.
Sebaliknya, orang tua sebaiknya mencari second opinion dan memastikan diagnosis yang tepat sebelum mengambil tindakan.****