Kenali Tanda Laptop Kena Hack! Cek Sekarang Sebelum Terlambat
- id.pinterest.com
VIVABandung – Laptop atau PC yang kita gunakan sehari-hari ternyata bisa diretas tanpa kita sadari.
Para hacker sering memanfaatkan jaringan internet untuk menyusup ke sistem dan mengambil alih akses pengguna.
Jika dibiarkan, ini bisa berakibat fatal karena data pribadi kita bisa dicuri atau bahkan digunakan untuk kejahatan siber.
Hacker
- id.pinterest.com
Mengetahui apakah laptop telah diretas bukan hal sulit. Ada cara sederhana untuk mengeceknya langsung melalui pengaturan
Menurut kanal YouTube Samurai 86, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memastikan apakah laptop atau komputer PC telah diretas atau tidak.
"Yang pertama, pastikan perangkat terhubung ke internet. Para hacker biasanya beraksi saat laptop tersambung ke jaringan," jelasnya dalam video tersebut.
Setelah itu, pengguna bisa mengikuti langkah berikut:
- Buka Computer Management dengan cara mengetikkan di kolom pencarian Windows.
- Pilih Local Users and Groups, kemudian klik Users
- Perhatikan daftar user yang ada di dalamnya.
- Jika ada akun dengan nama asing atau mencurigakan yang tidak pernah dibuat, besar kemungkinan laptop telah diretas.
- Periksa juga deskripsi user. Jika terdapat kata Secret atau tersembunyi, itu bisa menjadi indikasi adanya akun penyusup.
Selain itu, hacker bisa menyembunyikan akun mereka dengan metode tertentu sehingga tidak langsung terlihat oleh pengguna.
Oleh karena itu, melakukan pemeriksaan secara berkala sangat disarankan untuk menjaga keamanan data.
Jika menemukan akun mencurigakan, segera lakukan langkah pencegahan.
"Hapus akun yang tidak dikenal dan ubah semua kata sandi, terutama untuk akun penting seperti email dan perbankan online," tambahnya dari kanal tersebut.
Jangan lupa untuk memasang antivirus dan memperbarui sistem keamanan secara rutin.
Keamanan siber bukan lagi hal yang bisa diabaikan.
Dengan semakin canggihnya metode peretasan, pengguna harus lebih waspada terhadap potensi ancaman digital.
Mencegah lebih baik daripada harus menghadapi risiko kebocoran data di kemudian hari.
