Rocky Gerung Sentil Megawati Dibalik Penangkapan Mafia Minyak Goreng

Rocky Gerung
Sumber :
  • YouTube

BANDUNG – Mantan dosen filsafat UI Rocky Gerung menilai, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri jadi pahlawan dalam penangkapan tersangka kelangkaan minyak goreng.

15 Contah Ucapan Selamat Hari Santri Nasional 22 Oktober 2024, Bikin Hati Bergetar

Sebelumnya diketahui, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Dirjen Perdaglu Kemendag) Indrasari Wisnu Wardhana ditetapkan sebagai tersangka kasus ekspor minyak goreng.

Ia telah menerbitkan persetujuan ekspor terkait komoditas crude palm oil (CPO) dan produk turunannya kepada Permata Hijau Group, PT Wilmar Nabati Indonesia, PT Multimas Nabati Asahan, serta PT Musim Mas.

Profil Heri Hermansyah, Rektor UI Terpilih Periode 2024-2029

Rocky Gerung lalu menyoroti soal bungkamnya pihak kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas mafia minyak goreng tersebut.

Dialnsir dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, ia menilai, kasus ini seperti pementasan teater besar yang akhirnya diintervensi oleh Kejaksaan Agung atas titah dari PDIP.

Pengusaha Muda Rizal Yakin SK Presiden Segera Sahkan Anindya Bakrie Sebagai Ketum KADIN

"Kita juga mungkin bisa lihat, jaksa agung itu proksi dari PDIP. Ibu Mega mungkin kesal disindir gak pro emak-emak, nah (ibaratnya dia bilang) saya sekarang tunjukan nih saya juga tahu permainan minyak goreng," ucap Rocky Gerung.

Kejagung yang ambil alih langsung, berdasarkan analisa Rocky Gerung merupakan bentuk taring PDIP yang sedang kontra dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kalau Ibu Mega lagi pasang wajah keras terhadap istana, pasti ada impact-nya. Kita udah hapal dia selalu punya senjata rahasia. Diam-diam menyentil, dan sentilan kali ini agak berat," kata dia.

Rocky Gerung lantas menyoroti kegelisahan Menteri Perdagangan yang tampak ragu-ragu mengusut kasus ini dalam rapat kabinet beberapa waktu lalu.

Dia melanjutkan, miskomunikasi antara kementerian atau lembaga terkait menunjukkan adanya tarik menarik luar biasa untuk menentukan siapa yang akan ditumbalkan jadi tersangka.

"Kita kan akhirnya bertanya, kenapa nggak dari awal polisi tangkap. Polisi bilang nggak ada mafia, faktanya ada, kemudian Kejagung follow the money, tangkap satu-satu. Berminggu-minggu, teater ini dipersiapkan supaya nanti ada yang dikorbankan," ungkapnya.

Menanggapi pemerintah yang merogoh saku lebih dalam dari APBN untuk program BLT, Rocky Gerung mengatakan, artinya pemerintah terlalu tunduk pada kepentingan kartel.

Dia mengamini bahwa pemerintah lebih memilih menyogok rakyat daripada memberi penalti bagi perusahaan-perusahaan yang harusnya menjual produknya ke dalam negeri.

"Kedudukan presiden lemah terhadap korporasi. (Padahal seharusnya) presiden musti peras balik korporasi untuk kepentingan rakyat. Jangan justru pajak rakyat yang mengatasi dana yang tidak disetor korporasi sawit," pungkasnya. (irv)