Tragis, Bocah 12 Tahun Pendarahan di Sekolah Usai Diperkosa Berkali-kali oleh 7 Pria

Ilustrasi Pemerkosaan
Sumber :
  • Istimewa

BANDUNG – Seorang bocah berusia 12 tahun di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) diperkosa berkali-kali oleh 7 orang pria. Parahnya, para pelaku masih di bawah umur.

Kakek di Cianjur Curhat Sang Anak Putus Sekolah, Cagub Jabar Dedi Mulyadi Respon Cepat

Bocah inisial SE itu ketahuan telah diperkosa setelah mengalami pendarahan hebat di sekolahnya. Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Konawe Ipda Ni Kadek Karmiati menuturkan, aksi tak senonoh tersebut dilakukan oleh 7 orang pria yang rata-rata masih di bawah umur.

"Benar. Ada tujuh terduga pelakunya. Mereka diantaranya DW (16), AD (13), BA (16), SA (14), BD (15) HE (14), dan OK. Dari ketujuh pelaku itu sisa satu orang belum memenuhi panggilan pemeriksaan," ungkap Kadek, saat dimintai konfirmasi, Jumat 3 Februari 2023.

Maman Sulaeman, Pembuat Aplikasi Belajar Tanpa Sinyal dan Server

Kadek menerangkan, para pelaku telah memperkosa korban sebanyak dua kali dengan lokasi yang berbeda. Kejadian pertama terjadi pada Oktober 2022 lalu. Saat itu, korban diperkosa di kediaman pelaku BA. Korban diajak paksa oleh kedua pelaku lainnya yakni AD dan DW.

"Jadi kejadian pertama itu. Korban dirudapaksa oleh para pelaku di kediaman BA. Di situ korban diperkosa dengan cara digilir. Dan setelah diperkosa, korban kemudian diantar pulang ke lorong kediamannya oleh dua orang pelaku," ungkap Kadek.

Harga Murah Fitur Melimpah OPPO A3x Cocok Buat Anak Sekolah

Kemudian, aksi tak senonoh tersebut berlanjut pada bulan Januari 2023. Saat itu, korban diajak paksa ke salah satu rumah kebun. Setibanya di rumah kebun itu, korban melihat para pelaku hingga berusaha kabur tapi ditarik paksa oleh salah satu pelaku insial HE. Disitu, korban selanjutnya diperkosa sebanyak 5 kali dengan cara digilir.

"Jadi sekitar pukul 18.30 Wita, korban dijebak diajak paksa untuk ke sebuah rumah kebun, korban sempat menolak  tapi tetap dipaksa. Setibanya di rumah kebun itu. Korban melihat para pelaku hingga ditarik masuk ke rumah kebun dan digilir lagi," ujarnya.

Usai kejadian nahas kedua itu, korban  pulang dan langsung bertemu orang tuanya. Hanya saja waktu itu korban tak berani membeberkan kejadian yang baru saja menimpanya.

Kadek mengungkapkan, bahwa kasus tragis menimpa bocah tersebut terungkap saat dirinya mulai pendarahan di sekolahnya. Pihak kepala sekolah sempat menegur, karena melihat bercak darah di roknya. Dari situ, pihak sekolah akhirnya melaporkan kejadian itu ke orang tua korban.

"Jadi orang tua korban tahu kalau anaknya diperkosa setelah korban ini pendarahan di sekolah," katanya.

Lebih lanjut, Kadek menyebut bahwa korban akhirnya mengakui peristiwa tak senonoh yang dialaminya itu kepada orang tuanya. Saat itu juga, kedua orang tua korban membuat laporan polisi.

Pihak kepolisian yang menerima laporan itu langsung bergerak dan meringkus ke tujuh pelaku yang masih di bawah umur tersebut. Kadek mengaku, jika para pelaku telah tersangka dan ditahan sementara di Polres sembari menunggu hasil visum keluar sebagai barang bukti.

"Kami masih menunggu hasil visum dokter. Adapun para terduga pelaku yang masih anak-anak ini sudah kita tetapkan tersangka dan dititipkan di sini selama 15 hari. Kami juga sudah buatkan surat penitipan untuk orang tua mereka," terangnya.