Mama Muda yang Cabuli 17 Anak di Jambi Diperiksa, Ini Kata Psikolog
- tim tvOne
Bandung – Seorang Ibu berusia 25 tahun tega cabuli 17 anak pelanggan Playstation di rumah di Jambi. Perempuan berinisial YS tersebut diperiksa kondisi kejiwaannya di Rumah Sakit Jiwa Jambi.
Menurut kabar yang beredar, perempuan tersebut sempat dipergoki hendak menyayat tangannya sendiri oleh sang suami. Tidak hanya itu, mama muda tersebut pernah mengancam sang suami bahwa dirinya akan membunuh anaknya sendiri apabila sang suami menolak berhubungan badan.
Berdasarkan kabar tersebut, mama muda itu diduga mengalami kelainan jiwa. Terkait hal itu, Psikolog Analisa Widyaningrum memaparkan bahwa mama muda tersebut tergolong pada hyper sexually sehingga melakukan hal yang tidak biasa seperti itu.
"Jadi kalau yang kita lihat kasus Ibu Muda YS ini sama dengan kasus yang saya temukan di lapangan, bahwa hal ini merujuk kepada orang yang melakukan kecenderuangan seksual secara berlebih," ungkap Psikolog Analisa Widyaningrum.
"Nah, kalau menurut DSM 5 ini adalah hypersexuality, di mana kiterianya meliputi yang pertama, adanya dorongan ingin melakukan seksual. Kemudian, berlaku dan kepikiran tentang seks terjadi karena pengalaman hidup sebelumnya alami tekanan seperti trauma," ujar Analisa Widyaningrum.
Kemudian, Analisa Widyaningrum juga menyebutkan faktor-faktor penyebabnya. Dia katakan, kemungkinan penyebabnya YS melakukan itu terhdap belasan anak-anak kemungkinan besar karena trauma.
"Jadi trauma ini membuat pelaku (YS) itu saat sebelumnya menjadi korban,, mereka itu kehilangan kendali. Sehingga seksual activity tidak diingkan saat bersangkutan pada saat menjadi korban," jelasnya.
Widyaningrum juga menerangkan bahwa kecerderungan seseorang seperti YS ingin melakukan hal serupa dengan yang dialaminya di masa lalu. Ia mencari sosok yang lebih lemah sehingga bisa menjadi korban atas perbuatannya.
"Nah yang dicari adalah figur yang lemah, yaitu figur yang lemah itu adalah anak-anak dalam kasus ini. Nah itu yang menyebabkan kenapa ini pelakunya perempuan muda dan korbannya anak-anak," ujarnya.
Sambungnya menjelaskan, untuk kedua alasannya adalah terkait falidasi. Jadi, ia sebutkan, untuk kecenderuangan seksual orals men yang dilakukan atau penyimpangan seksual karena penyimpangan.
"Mereka mengasosiasikan cinta itu dengan seksual activity. Jadi pada saat tadi adanya dukungan yang ditunjukan gitu ya dengan tidak pantas. Itu untuk memenuhi kepuasan seksual mereka, karena mereka ingin diakui dengancara yang tidak tepat," pungkasnya.
Kemudian, Widyaningrum juga mengatakan bahwa ada faktor ketergantungan terhadap aktivitas seksual yang tidak wajar.
"Jadi kemungkinan ada tiga faktor itu, membuat dopamin itu menjadi produksi. Jadi kemungkinan ada tiga faktor itu, dan kecenderungan ke kriteria arah hypersexuality disorder tadi," jelas Analisa.