Pernyataan Kang Emil Soal Tiga Tipe Relawan Menuai Sorotan
BANDUNG - Pernyataan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil soal terdapat tipe-tipe relawan pendukung dirinya dinilai tidak etis. Apalagi, pernyataan itu Kang Emil lontarkan di acara halal bihalal para relawannya pada Senin, 16 Mei 2022.
Dihadapan pendukungnya itu, Kang Emil mengungkapkan jika terdapat tiga tipe relawan yang mendukung dirinya.
"Pertama, yang mendukung dan tidak berharap apa-apa. Berharapnya hanya perubahan peradaban. Kedua, ada pula relawan yang mendukung, namun diakhiri dengan harapan akan sesuatu. Terakhir, ada pula golongan relawan yang dinilainya justru merepotkan biasanya golongan terakhir ini memberikan dukungan dengan syarat yang mereka tentukan," jelas Kang Emil.
Sontak hal ini menuai sorotan dari berbagai pihak, salah satunya dari mantan Relawan Kang Emil, Amin Nurdin.
Menurut Amin, momentum halal bihalal dan bertemu relawan yang hanya setahun sekali itu seyogyanya dibuat untuk ajang silaturahmi, melepas rindu, bertukar gagasan dalam menyelesaikan tugasnya sebagai gubernur.
"Malah menjadi blunder manakala Kang Emil menyampaikan tipologi jenis atau karakteristik relawan versinya sendiri. Ini terlihat di beberapa grup WA relawan RK dan media sosial tim RK. Video Statment yang tidak tepat tersebut kini sudah telah tersebar luas dan mendapat berbagai respon, baik di Grup WA ataupun media sosial. Meski mengakui bahwa dirinya tak diundang dalam acara tersebut," jelas Amin.
Sebagai mantan relawan, Amin mengungkapkan jika ia benar-benar kecewa dengan pernyataan tersebut. Secara tegas ia tak akan lagi mendukung Kang Emil, terlebih dikabarkan akan maju di Pilpres 2024.
"Meski sudah dinegasikan sebagai relawan pendukung RK, karena tidak mendukung RK untuk pilpres 2024 secara pribadi sangat prihatin dan kecewa luar biasa dari pernyataan tersebut. Sebagai mantan relawan pendukung, saya ikhlas mendukung RK untuk menjadi gubernur 2018-2023 dan ikhlas juga tidak mendukung RK untuk Pilpres nanti," ungkap Amin.
"Saya tidak mau RK terjebak oleh ambisi politik atau haus kekuasaan, seperti ungkapannya sendiri. Makanya kita berpandangan agar RK fokus menyelesaikan janji kampanyenya sampai tuntas, baik janjinya yang tertuang RPJMD atau program unggulan, ataupun janji-janji RK saat kampanye dulu, gak mikirin pilpres sampai kasak kusuk mencari dukungan partai. Karena yang akan jadi korban adalah masyarakat Jawa Barat," tambah Amin.
Masih menurut Amin, Kang Emil lupa akan janji-janjinya saat Pilgub. Bahkan Amin masih memiliki data soal janji-janji Kang Emil tersebut.
"Jika Kang Emil lupa mengenai janji-janji waktu kampanye saat ke daerah-daerah, di saya datanya masih ada catatan janji-janji kampanyenya dulu. Jika RK mau ayo kita duduk bareng dan selesaikan janji-janjinya. Karena janji itu hutang, dan hutang harus dibayar. Karena urusannya bukan hanya didunia saja. namun sampai ke akhirat kelak," tutup amin
Senada dengan Amin, mantan Ketua Barisan Ridwan Kamil (Barmil), Agus mengatakan, Kang Emil sebagai pejabat publik dan menduduki jabatan politis, bukan akademisi atau profesor yang sedang melakukan riset, tak selayaknya mengutarakan hal tersebut.
"Karena akan memecah belah dan mencurigai antar relawannya. Saya khawatir kebiasaan membuat tipologi seperti ini bisa memecah belah masyakarat yang lebih luas jika kita menarik dalam masalah atau konteks lain," tegas Bagus.
"Saya sebagai pendukung RK sejak Walikota Bandung hingga Gubernur Jawa Barat sangat kecewa kepada RK. Seyogya RK fokus mengurusi permasalahan Jawa Barat, di sisa masa jabatannya. Karena banyak program yang belum dan tidak jalan, salah satu alasannya karena pandemi. Ko aneh, masih pandemi dan sebagai gubernur malahan mikirin pilpres. Secara etis, ini sudah menghianati amanah yang di berikan masyarakat Jawa Barat," lanjur Bagus.(aga)