Tradisi Suku Mandi, Pria Bisa Nikahi Ibu dan Anak Perempuan Sekaligus

Suku Mandi
Sumber :
  • Tvonenews

Viva Bandung –Terdapat beberapa suku di Bangladesh yang memiliki tradisi yang berbeda, yaitu garo atau poligami. Di Suku Mandi Bangladesh, laki-laki menikahi ibu dan anak perempuannya sekaligus. 

Deratan Series IPhone yang akan Hilang Pasca Peluncuran IPhone 16

Jika ibunya janda, suku mandi yang terpencil ini memiliki tradisi khusus untuk menikahkan putri dan ibunya dengan pria yang sama, menurut Marie Claire. 

Yang menarik adalah bahwa tidak ada batasan usia untuk menikah dengan anak. Laki-laki itu menikah terlalu dini, jadi dia tidak dapat menganggapnya sebagai istrinya sampai anaknya mencapai pubertas.

Pria Viral yang Ditegur Tak Sopan saat Makan oleh Brigadir Putri Cikita Dipanggil Polda Jatim

Suku Mandi

Photo :
  • Tvonenews

Secara tradisional, ketika seorang anak memasuki masa pubertas dan menjalin hubungan laki-laki-perempuan dengan anak tersebut, maka anak tersebut sudah dewasa dan bukan lagi anak ibunya. 

Profil dan Nama Asli Wanda Hara, Pria yang Diduga Datang ke Kajian Hanan Attaki Pakai Cadar

Namun demikian, seorang pria yang menikah dengan janda tidak harus terlalu berani. Laki-laki yang menikah dengan janda dan memiliki anak harus memiliki hubungan dengan mantan pasangannya, seperti keponakan, saudara laki-laki, atau sepupu biologis. 

Ini dilakukan untuk menjaga ikatan keluarga, kekerabatan, dan keturunan. Seperti yang ditunjukkan oleh fakta bahwa suku mandi menganut sistem matrilineal, yang menjadikan perempuan sebagai kepala keluarga. 

Ibu dan anak perempuan hamil oleh laki-laki yang sama, melahirkan anak dan mengumpulkan kekayaan untuk keluarga.

Jadi ketika sang ibu meninggal, dia terus memimpin keluarga kepada sang anak. Dan putri ini menjaga harta keluarganya. 

Meskipun tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun, pada zaman modern ini tradisi garo memperlihatkan aspek baik dan buruk. Apalagi di zaman modern, hampir 90 persen Suku Mandi di Bangladesh menganut Katolik, yang melarang keras poligami.

Nilai-nilai budaya Suku Mandi secara bertahap berubah seiring dengan modernisasi dan masuknya agama Katolik.  

Saat ini, dianggap tidak etis untuk memisahkan pasangan, ibu, dan anak. Oleh karena itu, wanita Suku Mandi mengungsi dari desa dan mencari pekerjaan di luar kota untuk menghindari praktik ini ketika janda ingin menikah lagi.