MUI Bantah Fatwa Boikot Produk Pro Israel: Semua Sudah Sertifikat Halal

Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Sumber :
  • VIVA.co.id

Bandung – Miftahul Huda, Sekretaris Fatwa menyatakan bahwa MUI sama sekali tidak mengetahui apakah produk-produk yang dijual secara online itu benar-benar produk Israel dan afiliasinya. "Yang jelas, MUI sama sekali tidak pernah merilis daftar produk itu."

MUI Himbau Masyarakat Doakan Timnas Indonesia Juara Piala Asia 2024 dan Lolos ke Olimpiade Paris

Dia menyatakan bahwa MUI sama sekali tidak bertanggung jawab atas daftar produk itu, dan bahwa pihak lain melakukannya. 

"Itu dari pihak lain ya, bukan MUI. Kami tidak merilis," tukasnya lagi.

Dapat Kiriman Makanan Pro Israel, Zara Anak Ridwan Kamil Bangga

Seperti yang diketahui, daftar produk yang mendukung Israel baru-baru ini beredar di media sosial. Namun, MUI sendiri belum menyebutkan nama-nama produk yang harus diboikot. 

Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak pernah mengeluarkan daftar produk dan afiliasi Israel yang harus diboikot, seperti yang tersebar di internet. MUI juga tidak pernah mengharamkan produk dan afiliasi Israel, seperti yang beredar di media sosial baru-baru ini.

Zara Anak Ridwan Kamil Pamer Makanan Pro Israel, Bikin Netizen Jantungan

Ini disampaikan oleh Miftahul Huda, Sekretaris Komisi Fatwa MUI, terkait penyebaran daftar produk Israel dan afiliasinya yang direkomendasikan MUI untuk diboikot secara online.

Daftar Produk Israel

Photo :
  • Istimewa

"Jadi, MUI tidak berkompeten untuk merilis produk Israel, atau yang terafiliasi ke Israel. Dan yang kita haramkan bukan produknya, tapi aktivitas dukungannya," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (15/11/2023).

Dia menegaskan MUI juga tidak berhak untuk mencabut produk-produk yang sudah bersertifikasi halal.

 

"Jadi, misalnya produk itu sudah bersertifikat halal, maka kita tidak berhak untuk mencabutnya. Karena, sistem sertifikasi halal itu sudah melibatkan banyak pihak. Jadi, kita tidak pernah merilis daftar produk itu," tegasnya.

Menurut Warganet, produk-produk berikut ini diboikot; namun, merek tidak dapat memastikan apakah mereka mendukung Israel. McDonald's, KFC, Pizza Hut, Burger King, Starbucks, dan Subway adalah beberapa contoh restoran cepat saji.

Selanjutnya adalah kategori sabun, sampo, deterjen, dan rinso, seperti Molto, Pasta Gigi, Pepsodent, Close Up, Sensodyne, Oral-B, Pantene, Sunsilk, Lifebuoy, Lux, Vanish, Johnsons, Cif, Fairy, Colgate, Listerine, Head & Shoulders, dan Johnsons' Cif, Fairy, Colgate, Listerine, dan Head & Shoulders.

Selain itu, ada banyak jenis snack dan cokelat, seperti KitKat, Magnum, Oreo, Danone, Lays, Kraft, Pringles, Biskuat, Twix, Mars, Doritos, Cheetos, Milo, Pringles, Lays, M&Ms, dan Cornflakes.

Berikutnya untuk teh kemasan, yakni Sariwangi, Lipton, Nestea. Sementara kategori penyedap rasa di antaranya, Royco, Knorr dan Maggi. Kategori minuman kemasan, yakni Aqua, Vit, Coca Cola, Pepsi, Fanta, Sprite, Nestle, Nescafe, Starbucks, 2 Tang. Lalu kategori susu keju, dan sereal yakni, Dancow, Koko Krunch, Nestle, Nesquik, Kraft, Kellogg's.

Untuk produk kecantikan yakni, Garnier, L'oreal, Nivea, Ponds, Vaseline, The body shop, Victoria's Secret, Clean & Clear, Maybelline, Estee Lauder dan Revlon. Dan produk-produk lainnya, yakni pakaian dan sepatu Puma, Nike, Adidas, Calvin Klein, Levis, Chanel, Gucci, H&M, GAP, Marks & Spencer, Monster, Boss, Hugo, Timberland, Giorgio Armani, AIA, II, Converse All Star, DKNY, Lancome, Tommy Hilfiger, Champion dan Reebok; deodorant Rexona dan Dove; hiburan Disney Pictures, National Geographic, 20 Fox, CNN 12; mal atau supermarket Carrefour dan 7 eleven 13.

Sementara untuk produk kesehatan seperti Vicks dan Scott; popok dan pembalut Pampers, Kotex; saus dan kecap Heinz, Bango, dan ABC 16 adalah merek lain, seperti Danone, Unilever, Nokia, Motorola, Ford, dan Chevrolet.