Sebut Simbol Palestina Dilarang Negara Arab, Panglima Laskar Manguni Tegas Dukung Israel
- Viva.co.id
VIVA Bandung - Laskar Manguni Makasiouw sempat menggemparkan masyarakat Tanah Air.
Pasalnya, ditengah dukungan masyarakat Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina, mereka kedapatan tengah bentrok dengan masyarakat Minahasa yang mendukung Palestina.
Bentrokan tersebut terjadi di Bitung, Sulawesi Utara pada 25 November 2023 silam.
Terbaru, publik menyoroti Panglima Laskar Manguni, Andy Rompas.
Dirinya mengungkap kekecewaan terhadap pemerintah Indonesia yang kerap mendukung Palestina atas nama kemanusiaan.
Tidak hanya itu, bahkan dirinya menyebut aksi dukungan terhadap Palestina kerap disusupi paham radikalisme.
Hal itu ia ungkap di akun Facebook pribadinya, beberapa hari yang lalu.
“Bantu dan dukung juga korban perang Ukraina yang memakan korban 70.000 ribu jiwa. Itu baru mengatasnamakan kemanusiaan. Tetapi kalau mengatasnamakan Agama, maka kami pun berhak mengangkat bendera tempat kelahiran Tuhan kami (Israel),” tegasnya.
“Tetapi, Bukankah Negara Arab Saudi sendiri pun melarang sistem Khilafah dan melarang simbol bela Palestina di Negaranya? Jadi apa salahnya Kami Manguni Hanya menjaga Tanah kami untuk bebas dari masuknya pemahaman Radikalisme,” lanjutnya.
Lanjut Andy, menurutnya Laskar Manguni siap menjaga kerukunan atas nama kemanusiaan.
“Tidak mungkin ada Asap Kalau Tidak ada Api, Ini video Rapat Forkopimda sulut 2021, sudah kami ingatkan berkali2 mari saling menjaga dan menghormati antar sesama. Kalau memang atas nama kemanusiaan kami Manguni akan kawal dan dukung penuh,” paparnya.
Selain itu, ia juga menyebut bahwa aksi solidaritas pro Palestina tersebut sudah diimbau Polri karena bisa ditunggangi aksi terorisme.
Karena itu, ia menegaskan untuk tidak menyalahkan Manguni karena mereka hanya mau menjaga Tanah Leluhur saja.
“Juga bukankah Densus 88 Polri mengatakan waspada aksi bela Palestina ditunggangi penggalangan dana teroris? Jadi, salahkah Manguni jika mau menjaga Tanah Leluhurnya?” ungkap Andy Rompas di akun Facebook miliknya.