Polisi Ungkap Kondisi Terkini Korban Bullying di SMA Binus Serpong: Fisik dan Psikisnya Terganggu

Siswa SMA Binus Serpong Dianiaya Seniornya.
Sumber :
  • Viva.co.id

VIVA Bandung Penyelidikan kasus bullying yang melibatkan anak Vincent Rompies dan Geng Tai masih berlangsung. 4 orang telah ditetapkan sebagai tersangka, dan 8 anak lainnya berstatus ABH.

Profil Lady Aurelia Pramestie, Mahasiswi Diduga Pemicu Kekerasan Terhadap Dokter Koas

Namun, anak Vincent Rompies tidak termasuk dalam daftar tersangka yang dirilis polisi.

Korban mengalami trauma fisik dan psikis setelah dianiaya secara fisik dan seksual sebanyak 2 kali. Hasil pemeriksaan psikologis menunjukkan korban merasa takut, tertekan, dan stres akut.

Pacar Lady Aurellia Beri Semangat Usai Sang Kekasih Dibully Warganet

Perundungan di Binus School Serpong.

Photo :
  • Viva.co.id

"Berdasarkan hasil pemeriksaan Psikologis korban merasa takut, tertekan dan stres akut," kata AKP Alvino Cahyadi, Kasat Polres Metro Tangerang Selatan dalam konferensi pers, Jumat 1 Maret 2024.

Agus Buntung Ternyata Pernah Lakukan Hal Tak Senonoh Kepada Siswi SMP 2 Tahun Lalu

Luka fisik yang dialami korban termasuk memar, lecet, dan bekas sundutan rokok. 

"Memar dan luka lecet di leher, luka bekas sundutan rokok pada leher bagian belakang dan luka bakar pada lengan tangan kiri," beber AKP Alvino Cahyadi.

Perundungan terjadi sebanyak 2 kali di warung Ibu Gaul (WIG) dekat SMA Binus Serpong. 

Perundungan pertama terjadi pada 2 Februari 2024 sebagai syarat menjadi anggota geng. Perpeloncoan dianggap biasa sebagai syarat keanggotaan.

Korban mengalami berbagai kekerasan fisik, seperti dijambak, dicubit, dipukul, dan ditendang.

"(Pelaku) menjambak rambut, mencubit dada, memukul perut dan kepala dengan posisi jari tangan dikepal, menarik kerah baju, menggelitik dan memukul perut, menendang kaki dan memukul wajah," jelas AKP Alvino Cahyadi. 

Siswa SMA Binus Serpong Dianiaya Seniornya.

Photo :
  • Viva.co.id

Kedua kalinya, korban dirundung pada 13 Februari 2024. Kekerasan yang dilakukan lebih parah.

Korban tidak berani mengadu kepada orang tuanya karena menganggap kekerasan itu wajar.

"(Pelaku) menyundut korek yang sudah dipanaskan ke lengan kiri korban, memiting leher korban, memukul perut korban, dan mendorong badan korban," terang AKP Alvino Cahyadi.