Korban Pelecehan Rektor Nonaktif Kampus UP, Ungkap Kronologi dan Alasannya Baru Melapor
- Viva.co.id
“Dengan kepindahan aku yang jauh, kantor yang biasanya dekat jadi jauh, aku harus adaptasi dengan kendaraan naik kereta, yang sebelumnya nggak pernah naik kereta sendiri. Itu perlu adaptasi semuanya, aku berusaha menerima, aku dipindahkan walaupun aku nggak salah, itu aku masih bertanya-tanya kenapa aku korban, nggak salah malah dipindahin,” ungkapnya.
RZ merasa diperlakukan tidak adil setelah peristiwa tersebut. Selain dimutasi, dia juga dikucilkan di lingkungan kerja. Hal itu membuatnya tidak kuat dan selalu menangis sepulang kerja.
“Waktu mendapat SK Mutasi aku bilang ke suami aku difitnah. Aku saat itu belum berani cerita yang sebenarnya. Aku berusaha untuk menerima dan diam walaupun aku diperlakukan dan dinarasikan negatif. Karena bersamaan dengan almarhum papa sakit, jadi aku lebih fokus urus papa. Selama ini aku menahan, aku nggak cerita ke suami,” ceritanya.
Awalnya, RZ belum melapor mengenai kejadian pelecehan karena mempertimbangkan nama baik kampus. Dia khawatir akan berdampak pada citra buruk kampus dan banyak orang yang masih menggantungkan hidup di UP.
“Narasi yang dibuat ke aku itu bahwa aku genit, penggoda dan sebagainya. Aku masih berusaha diam dan menerima. Aku belum lapor karena memikirkan banyak risiko ya. Aku masih memandang kalau aku lapor bagaimana citra UP dan masih banyak yang menggantungkan hidupnya di UP. Kedua, mau cerita ke suami kok kayaknya saya ngga bisa banget jaga diri. Ketiga, papa sakit jadi aku fokus mengurus orangtua. Banyak hal dimana aku pikirkan,” katanya.
RZ juga takut melapor karena khawatir akan jadi bumerang. Dia sadar bahwa dia hanya orang biasa, sedangkan ETH memiliki jaringan di tingkat atas.