Ternyata Habaib di Indonesia Bukan Keturunan Rasulullah SAW, Kiai Imad Kasih Bukti Ini
- Viva.co.id
VIVA Bandung - Siapa sangka ternyata para Habaib di Indonesia bukanlah keturunan dari Nabi Muhammad SAW.
Hal itu disampaikan langsung oleh Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Nahdlatul Ulum Banten, KH Imaduddin Utsman Al-Bantani.
Dalam akun YouTube Rhoma Irama, Jum'at 21 Juni 2024 silam, Kiai Imad sapaan akrabnya, mengatakan mustahil secara genetik Habaib merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW.
“Secara genetik mustahil mereka (golongan ba’alawi/habib) keturunan Nabi Muhammad SAW, jangankan keturunan nabi, keturunan Arab saja mereka bukan,” ujar Imad, dilihat Sabtu 29 Juni 2024 sore.
Kiai Imad sendiri mengaku telah melakukan penelitian secara intens terkait nasab Habaib di Indonesia dan sudah dijadikan karya ilmiah.
Kiai Imad memulai penelitiannya dari garis keturunan Habib Rizieq Shihab dan Habib Bahar bin Smith.
“Saya teliti dari Nabi Muhammad SAW, apakah betul nabi punya anak namanya Fatimah, lalu saya cari dalilnya, kemudian apakah Fatimah punya anak namanya Husein, saya cari dalilnya sampai dengan Ahmad bin Isa, semua (dalilnya) sahih (benar) mereka keturunan Nabi Muhammad,” ungkap Imad.
Lanjut Kiai Imad, Ahmad bin Isa meninggal dunia pada 345 Hijariah, berarti tokoh tersebut hidup pada awal abad ke-4 dalam kalender Hijriah.
Kemudian untuk menguatkan tesisnya, Kiai Imad menelusuri sejumlah manuskrip pada zaman tersebut.
Saat itu lah Kiai Imad menemukan sebuah kejanggalan yang cukup serius.
Dari berbagai manuskrip yang ia teliti, dikatakan jika Ahmad bin Isa hanya memiliki tiga orang anak.
Terlebih, tidak ada keterangan jika Ahmad bin Isa memiliki anak bernama Ubaidillah.
“Dari (manuskrip) abad keempat sampai kedelapan diterangkan bahwa Ahmad bi Isa hanya punya tiga orang anak yakni Muhammad, Ali dan Husein. Tidak ada anak yang namanya Ubaydillah,” imbuhnya.
Barulah pada manuskrip di abad 9 dan 10, Kiai Imad menemukan karya tulis yang membahas sosok Ubaidillah.
Dalam manuskrip tersebut, dijelaskan jika Ubaidillah merupakan anak dari Ahmad bin Isa, kemudian Ubaidillah memiliki anak bernama Alawi.
Perlu diketahui, Ubaidillah sendiri merupakan tokoh yang diklaim oleh para habaib di Indonesia sebagai datuk atau nenek moyang mereka.
Kemudian nama Ba'alawi sendiri diambil dari datuk mereka yakni Alawi.
“Dikatakan Alawi ini anak dari Ubaydillah, dan Ubaydillah ini disebut anak Ahmad bin Isa. Tapi manuskrip di abad kelima sampai kedelapan tidak ada yang mencatat (nama Alawi dan Ubaydillah),” terangnya
.Oleh karena itu, Kiai Imad berkesimpulan jika manuskrip yang ditulis oleh golongan Ba'alawi pada abad ke-9 yaitu Ali bin Abu Bakar As-Sakran merupakan hasil rekayasa.
“Karena pengakuan itu baru ada di abad ke-9, maka kemudian pengakuan mereka (Ba’alawi) sebagai keturunan nabi dimulai di abad ke-9. Hal itu dibangun sampai sekarang,” kata Imad.
“Bahkan, akhir-akhir ini orang yang mengatakan mereka (Ba’alawi) bukan keturunan Nabi Muhammad SAW dibilang orang aneh. Padahal, orang yang mengaku turunan nabi itu lah yang aneh,” pungkasnya.