Pakistan Hampir Bangkrut, Pemerintah Larang Warganya Minum Teh
- istimewa
BANDUNG – Negeri Bulan Sabit Pakistan tengah mengalami krisis ekonomi yang pelik, inflasi yang terjadi di Pakistan telah menembus 21 persen.
Islamabad saat ini telah melakukan pembicaraan mendesak dengan IMF untuk menghidupkan kembali paket dana talangan sebanyak US$ 6 miliar, dana itu diperuntukan agar menyelamatkan ekonomi negara itu.
Namun, paket dana itu sendiri malah sulit cair saat pemerintah Perdana Menteri Imran Khan digulingkan. Di sisi lain, mata uang Pakistan, rupee, telah jatuh sekitar 30 persen terhadap dolar AS pada tahun lalu.
Melansir BBC, pada Rabu, 13 Juli 2022, sejak akhir Maret, cadangan devisa Pakistan juga turun menjadi US$ 13,5 miliar, nilai itu setara dengan hanya dua bulan impor.
Untuk mendapatkan dukungan IMF itu, pemerintah Pakistan mengambil kebijakan ekstrim bagi rakyat, Perdana Menteri Shahbaz Sharif menaikkan harga bahan bakar, dan menghapuskan subsidi, serta memberlakukan "pajak super" baru 10 persen pada industri-industri besar untuk membantu memperbaiki keuangan negara.
Tak hanya itu, seorang menteri pemerintah meminta warga untuk mengurangi minum teh guna mengurangi tagihan US$ 600 juta untuk teh impor.
Menteri senior Ahsan Iqbal menuturkan, hal itu bahkan sempat memicu kemarahan dunia, lantaran Pakistan merupakan negara pengimpor teh terbesar dunia.
"Saya mengimbau kepada bangsa untuk mengurangi konsumsi teh satu hingga dua cangkir, karena kami mengimpor teh dengan pinjaman," kata Ahsan. (Irv)