Gegara Tambang PT TMS, Rakyat Sangihe Milih Gabung ke Filipina
- antara
Hal itu menurut Jull, merupakan prakterk kesewenang-wenangan negara bagi penduduk Sangihe, bahkan Sangihe kini terancam dari atas dan dibawah.
"Ancaman untuk Sangihe di bawah laut berasal dari gempa, sedangkan dari atas, ancaman itu hadir dari negara," kata dia.
Jull menuturkan, rakyat Sangihe saat ini selalu rajin dan taat membayar pajak pada negara, ia dan rakyat Sangihe tak habis pikir kini tanahnya akan dirusak oleh tambang.
"Jarak kami menuju Jakarta itu memakan waktu 5 hari, sedangkan jarak kami ke Filipina hanya butuh 4 jam, produk berkualitas baik dari Indonesia hampir tak bisa kami rasakan, sebaliknya, produk dengan kualitas terbaik dari Pilifina bisa kami nikmati," imbuhnya.
Selain itu diceritakan Jull, perjuangan rakyat Sangihe tidaklah mudah, "Dalam konteks advokasi ini bukan hal mudah, masyarakat pilihannya hanya berjuang sendiri dan itu mendorong terjadinya konflik horizontal," kata Jull.
Jull menuturkan, apapun yang dilakukan di pulau kecil seperti Sangihe, harus ada izin dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Mereka (KKP) yang persegi untuk itu, masalahnya, Sangihe ini luasnya hanya 736 kilometer, batas pulau kecil itu 2.0000 kilometer ke bawah, Sangihe itu kan gak sampai setengah, artinya Sangihe pulau kecil sekali dan tidak boleh dipaksakan untuk ditambang, " ungkap dia.