Dampak Ekonomi Produksi Massal Drone Bunuh Diri Korea Utara
VIVABandung – Program produksi massal drone bunuh diri menjadi salah satu proyek militer terbesar Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir.
Meski detail anggaran tidak diungkapkan, para ekonom memperkirakan investasi untuk program ini mencapai miliaran dolar termasuk pembangunan fasilitas produksi dan pengembangan teknologi.
Menurut analisis para ahli ekonomi, program ini akan memberikan dampak berganda bagi perekonomian Korea Utara. Pembangunan fasilitas produksi baru telah menciptakan ribuan lapangan kerja di sektor industri pertahanan.
Selain itu, program ini juga mendorong pengembangan industri pendukung seperti elektronika komponen presisi dan material komposit.
Kim Jong Un melihat program ini sebagai bagian dari strategi pengembangan kompleks industri militer. Selain memperkuat pertahanan program ini diharapkan dapat mendorong alih teknologi ke sektor sipil.
Beberapa teknologi yang dikembangkan seperti sistem navigasi dan kontrol dapat dimanfaatkan untuk industri penerbangan komersial.
Kerja sama dengan Rusia dalam program ini membuka peluang ekspansi ekonomi yang lebih luas. Korea Utara berpotensi menjadi produsen komponen drone untuk pasar internasional terutama negara-negara yang memiliki hubungan dekat dengan Rusia. Ini dapat membantu mengurangi dampak sanksi ekonomi internasional.
Di sisi lain, program ini juga menghadapi tantangan dalam hal ketersediaan bahan baku dan komponen elektronik. Sanksi internasional membatasi akses Korea Utara terhadap teknologi canggih. Namun negara ini telah mengembangkan jaringan pemasok alternatif melalui berbagai negara sekutu.
Untuk mendukung keberlanjutan program, Korea Utara juga berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia. Sejumlah institusi pendidikan teknik telah membuka program khusus terkait teknologi drone dan sistem kendali otonom. (*****)