Kapolri: Tembakan Gas Air Mata Cegah Aremania Turun ke Lapangan

Insiden Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Arema FC vs Persebaya
Sumber :
  • VIVA

BANDUNG – Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo berdalih bahwa aparat kepolisian yang menembakkan gas air mata saat tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur itu untuk mencegah supaya para supporter Aremania tidak masuk ke dalam lapangan pada Sabtu, 1 Oktober 2022.

George Sugama Halim Resmi Jadi Tersangka, Terancam Penjara 5 Tahun

"Tembakan tersebut dilakukan dengan maksud untuk mencegah agar penonton yang kemudian turun ke lapangan itu bisa dicegah," kata Sigit di Malang pada Kamis malam, 6 Oktober 2022.

Menurut dia, penonton semakin banyak yang turun ke lapangan usai laga pertandingan sepak bola antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Pemicunya, suporter Arema tak menerima kekalahan timnya dilibas Persebaya FC 3-2. Akibatnya, Aremania masuk ke lapangan.

Polda Sumsel Tetapkan Sopir Lady Aurelia Sebagai Tersangka, Bagaimana Ibunya?

Kapolri konpres di Stadion Kanjuruhan

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya

"Proses pertandingan semuanya berjalan lancar, namun disaat akhir pertandingan muncul reaksi dari suporter ataupun penonton terkait dengan hasil yang ada. Sehingga, muncul beberapa penonton atau suporter yang kemudian masuk lapangan," ujarnya.

Polda Sumsel Update Status Ibu Lady Aurelia Usai Sang Sopir Dijadikan Tersangka

Dari situ, kata Sigit, anggota kepolisian maupun aparat keamanan lainnya mulai melakukan kegiatan pengamanan. Salah satunya, menggunakan tameng saat mengamankan kiper dari Arema FC. Namun, gelombang suporter tak bisa dibendung sehingga aparat menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.

"Dengan semakin bertambahnya penonton yang turun ke lapangan, beberapa personel menembak gas air mata. Ada 1 personel yang menembakkan gas air mata ke tribun selatan kurang lebih 7 tembakan, ke tribun utara 1 tembakan, dan ke lapangan 3 tembakan," jelas dia.

Halaman Selanjutnya
img_title