Insiden Maut Kanjuruhan Bikin Trauma Komentator Ini Hingga Resign
- Foto AP/Yudha Prabowo
Bayangan massa yang berdesak-desakan, terinjak, sesak dan menghindari gas air mata kerap menjadi rasa bersalahnya sejauh ini. Sehingga ia mengaku pesimis terhadap nasib persepakbolaan tanah air.
"Bila ada anggapan trauma ini akan sembuh dan terlupakan seiring waktu. Justru inilah momentum saya untuk berhenti dari profesi yang berkaitan dengan dunia sepakbola Indonesia. Dan bersikap 'Menolak Lupa'," tambahnya.
Seperti diketahui, melayangnya ratusan jiwa dalam tragedi tersebut tak lepas dari aksi kericuhan suporter Aremania yang nekat masuk ke lapangan usai pertandingan. Mereka kesal karena tim yang dibelanya (Aremania) kalah tipis 2-3 dari Persebaya.
Kericuhan yang disulut kekesalan suporter itu memicu pertikaian dengan aparat kepolisian yang berusaha meredam kekacauan. Hingga gas air mata pun dilontarkan pihak kepolisian ke kubu suporter di area lapangan dan tribun.
Hal tersebut semakin memperparah kejadian, sehingga banyak dari Aremania yang terluka, pingsan, terinjak dan meninggal dunia. (hru)