Dirut Taspen Siap Adu Kebenaran Soal Tudingan Video Porno
- Istimewa
BANDUNG – Direktur Utama (Dirut) PT Taspen, ANS Kosasih membantah soal tudingan pengacara Kamaruddin Simanjutak terkait pernikahan gaib, dana capres Rp300 triliun hingga video porno.
ANS Kosasih melalui kuasa hukumnya, Duke Arie Widagdo siap melaporkan Kamaruddin ke polisi untuk mengadu kebenaran soal tudingan tersebut.
"Semua tudingan KS (Kamaruddin Simanjuntak) tidak benar dan terbantahkan dengan bukti-bukti yang kami miliki," ucap Duke Arie Widagdo kepada wartawan, Senin, 29 Agustus 2022.
"Nanti semua bukti-bukti ini akan kami serahkan ke pihak kepolisian untuk diadukan kebenarnnya," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, Kamaruddin Simanjutak merasa tak gentar dengan kabar akan dipolisikan oleh ANS Kosasih terkait tudingan pernikahan gaib hingga dana capres Rp300 triliun. "Kalau dia mau lapor lebih bagus," jelas Kamaruddin pada Minggu, 28 Agustus 2022.
Seperti diketahui, Kamaruddin merupakan kuasa hukum keluarga Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Ia juga merupakan pengacara dari istri ANS Kosasih yang kini sedang dalam proses perceraian.
Kamaruddin mengaku memiliki bukti-bukti terkait tudingan tersebut. Termasuk video porno ANS dengan para wanita simpanannya. Bahkan, ia mengatakan mempunyai bukti transaksi keuangan.
"Karena saya sudah siapkan buktinya termasuk video pornonya ada ribuan video porno dia sebagai pelaku gitu ya, di dalam handphonenya, dengan wanita-wanita ada karyawati Garuda, ada yang sekretaris wamen BUMN udah saya dapat semua berikut transaksi keuangannya udah saya siap semua, jadi bilang sama dia lebih cepat lebih bagus," ujarnya.
Selain itu, Kamaruddin mengaku sudah sempat mengajukan somasi sebanyak tiga kali, namun tidak dapat respons dari yang bersangkutan.
Bahkan, Kamaruddin sudah menyurati Presiden Jokowi hingga Erick Thohir.
"Soal Taspen itu dia sudah saya somasi tiga kali itu dia diam aja. Sudah saya surati presiden, wakil presiden, menteri keuangan, menteri BUMN, Komisi VI, MenPan RB, kemudian Kepala Biro BUMN kemudian Direktur SDM nya Taspen, nggak ada yang mau jawab diam saja," ucapnya.
Sampai-sampai, kata Kamaruddin, Presiden Jokowi mengirimkan stafsus untuk bertemu dirinya. Namun tidak menemukan solusi.
"Itu presiden sudah utus stafsusnya ketemu saya, membicarakan itu, tapi tak ada solusi. Karena dibilang staf presiden itu harus komite apalah itu katanya yang menyelesaikan. Saya bilang bagaimana ini presiden dia punya semboyan revolusi mental, kemudian BUMN apa itu jargon akhlak gitu loh. Nah bagaimana apa itunya jargon bisnisnya akhlak tapi seperti ini direktur BUMN nya. Jadi sudah saya surati itu mereka tak ada semua yang menjawab tapi saya sudah menerima staf khusus presiden," katanya.