Art & Project Manager Miss Universe Indonesia Angkat Bicara atas Kegaduhan Body Checking
Bandung – Kontroversi seputar praktik body checking di ajang Miss Universe Indonesia (MUID) 2023 terus berkembang. Masalah ini semakin kompleks setelah Sarah, yang menjabat sebagai Chief Operating Officer (COO) MUID, mengakui bahwa ia telah menjadi tersangka dalam kasus ini. Saat ini, tim penyelenggara acara tersebut memberikan tanggapan setelah diberitakan bahwa mereka terlibat dalam praktik body checking.
Niel Dimitri, yang menjabat sebagai Art & Project Manager MUID, baru-baru ini membagikan tangkapan layar yang menunjukkan ia berada di lokasi pada tanggal 1 Agustus bersama dengan seluruh tim acara, termasuk CEO MUID.
Ia menjelaskan bahwa saat itu mereka sedang berkumpul di ruang kencana hotel, tempat tim fotografer biasanya mengedit foto. Ia menyatakan bahwa kehadirannya di sana hanya karena cuaca di ballroom hotel sangat dingin, dan mereka mencoba untuk menghindari kedinginan dengan berpindah-pindah tempat. Selain itu, ia juga menyebut bahwa CEO MUID sedang berada disana saat itu.
"Jam stgh 2 saya sedang berada sebrangan dg bilik di area room kencana duduk di area meja tim photographer yg biasa mereka pake utk ngedit foto. Nimbrung aja sih krn ballroom tuh dingin bgt kaya kulkas. So hampir kita semua ini selalu mondar mandir supaya ga kedinginan. Sblh saya jg ada CEO yg lg jalan. So apa yg salah semua org ya ada di lokasi kok dan saya selalu ditemani asisten saya kmn2," tulisnya.
Niel Dimitri juga menjelaskan alasan mengapa semua kegiatan MUID 2023 dilakukan di ballroom hotel, yaitu karena hotel yang bekerjasama dengan mereka sedang dalam tahap renovasi, dan hotel tersebut tidak memiliki banyak ruangan yang tersedia. Oleh karena itu, tim MUID harus cerdas dalam memanfaatkan ruangan tersebut, yang juga digunakan sebagai tempat karantina bagi finalis.