Pria Keturunan Tionghoa Ini Akhirnya Mualaf Usai Pura-pura Muslim
- YouTube Ngaji Cerdas
“Banyak hal-hal yang saya alami, yang buat hidup saya enak setelah saya menjadi muslim. Akhirnya dari situ saya bener-bener meyakinkan hati saya sebagai muslim itu setelah saya menjalani itu satu tahun. Satu tahun setelah itu saya banyak rintangannya. Sampai sekarang saya masih bisa melaluinya,” kata pria yang berprofesi sebagai tukang ojek online itu.
Ia mendapat dorongan masuk islam dari sang kakek. Selain itu, kakeknya lah yang mengajarkan Dedi sholat, sehingga kakeknya sangat berjasa dalam kehidupannya menjadi seoran muslim.
Sempat menganggap bahwa islam rasis, ia mengaku jika islam adalah agama satu-satunya yang bisa menjadi pedoman hidup.
“Dorongan yang membuat saya yakin memilih islam itu mungkin setelah melakukan ngaji, sholat, puasa, dan segala macem, saya merasa ada yang beda di saya. Saya ngerasain tenang, sebelumnya mungkin ada beban-beban segala macem, setelah saya islam saya ngerasa tenang, saya menemukan jati diri saya,” pungkasnya.
“Islam itu rasis, memperlakukan orang kurang baik dulunya. Setelah saya awalnya pura-pura buat nyari aman, tapi setelah saya menjadi muslim, saya benar-benar tahu kalau islam itu nggak seperti itu. Agama islam itu menurut saya agama yang bagus, mengajarkan banyak hal mau di dunia maupun di akhirat. Dan saya percaya kalau islam itu benar-benar agama satu-satunya yang bisa menjadi pedoman hidup,” terang Dedi Ibrahim.(dra)