Waspada Tungau Debu Picu Asma
- Pixabay
BANDUNG – Memasuki tahun ketiga pandemi, masyarakat Indonesia semakin terbiasa menghabiskan lebih banyak waktu berkualitas bersama anggota keluarga di rumah untuk mencegah penularan virus COVID-19.
Namun, riset menunjukkan bahwa tingkat polusi udara di dalam ruangan bisa lebih tinggi hingga lima kali lipat dibandingkan di luar ruangan, salah satunya disebabkan oleh polutan biologis seperti tungau debu.
Berdasarkan hasil penelitian, 50 persen alergi pernapasan disebabkan oleh tungau debu, yang juga merupakan salah satu penyebab umum penyakit asma di seluruh dunia. Serangga yang berkembang dengan sangat cepat dan sangat sulit dibersihkan ini juga dapat menyebabkan penyakit infeksi kulit seperti gatal dan ruam, pori-pori wajah membesar, jerawat, dan rambut rontok.
Mengingat dampak pada kesehatan yang cukup berbahaya, tidak ada salahnya untuk mengetahui cara tepat mengidentifikasi adanya tungau kasur di rumah.
Selain munculnya gejala pada fisik, seperti bekas gigitan dan kemerahan, keberadaan tungau kasur bisa kamu perhatikan dengan munculnya bintik-bintik hitam kecil di kasur yang menjadi tanda kulit dari tungau dan bau tidak sedap pada area kasur.
Lalu, bagaimana mengatasi bekas gigitan tungau kasur? Cara paling efektif untuk membasmi tungau debu antara lain mencuci seprai dan sarung bantal seminggu sekali dengan menggunakan air panas karena air dingin tidak dapat membunuh tungau. Jika memungkinkan, jemur semua barang-barang yang dihinggapi tungau di bawah terik sinar matahari.(dra)