Ini Makanan Olahan yang Bisa Picu Demensia

Ilustrasi makanan manis
Sumber :
  • Pixabay

Tes kognitif termasuk mengingat kata dengan segera, pengenalan kata, dan kefasihan verbal. Pengujian tersebut dilakukan pada awal dan akhir penelitian dengan partisipan menjawab pertanyaan mengenai diet mereka.

Lagi Trend! Mulung Koin di TikTok Hingga Ratusan Ribu per Hari, Ini Caranya

"Di Brasil, makanan olahan menghasilkan 25 hingga 30 persen dari total asupan kalori. Kami memiliki McDonald’s, Burger King, dan kami makan banyak cokelat serta roti. Sayangnya tidak jauh berbeda dari banyak negara Barat lain," kata salah satu peneliti Dr. Claudia Suetomo, asisten profesor divisi geriatri Fakultas Kedokteran University of Sao Paulo.

Salah satu penulis lain yakni Natalia Goncalves dari departemen patologi Fakultas Kedokteran University of Sao Paulo mengungkapkan orang yang mengonsumsi lebih dari 20 persen kalori harian makanan  mengalami penurunan kognisi global 28 persen dan 25 persen penurunan fungsi eksekutif lebih cepat.

Resep Minuman Sehat dr. Zaidul Akbar untuk Buka Puasa: Atasi Pusing dan Detoksifikasi Tubuh

Sudah diketahui bahwa makanan olahan meningkatkan risiko obesitas, masalah jantung dan sirkulasi, diabetes, kanker, dan umur yang lebih pendek.

Untuk menghindari risiko kesehatan, para ahli menganjurkan menyeimbangi mengonsumsi makanan olahan dengan makan bernutrisi tinggi antara lain biji-bijian, buah, dan sayuran.

Buya Yahya Beri Penjelasan Soal Kematian Stevie Agnecya yang Diduga Disantet

Menurut Suetomo, salah satu cara memastikan diet berkualitas adalah menyiapkan makanan dari awal alias masak sendiri. Makanan yang dimasak sendiri bisa melindungi jantung dan menjaga otak dari demensia atau penyakit Alzheimer dibandingkan makanan olahan instan. (dra)